Epidemiologi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Data epidemiologi Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) menunjukan bahwa kondisi ini merupakan penyakit mental tersering ketiga setelah depresi dan gangguan cemas. Pada tahun 2015, ADHD diperkirakan terjadi pada 3,4% anak-anak dan dewasa muda di seluruh dunia.[8-10]
Global
Secara global, kejadian Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) tersebar di seluruh dunia dengan angka yang bervariasi. Data epidemiologi yang tersedia mengindikasikan bahwa ADHD mempengaruhi 3,4% populasi anak dan dewasa muda seluruh dunia.
Di Amerika Serikat, terdapat peningkatan kejadian ADHD dalam dua dekade terakhir, dari 6,1% pada tahun 1997-1998 menjadi 10,2% pada tahun 2015-2016. Rasio pria dibanding wanita yaitu 2:1. Karakteristik gejala hiperaktif atau impulsif lebih banyak ditemukan pada pria, sementara pada wanita lebih banyak ditemukan manifestasi gangguan pemusatan perhatian.[8-10]
Indonesia
Prevalensi Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) secara nasional di Indonesia belum diketahui.
Mortalitas
Mortalitas ADHD berhubungan dengan perilaku berbahaya, termasuk penyalahgunaan zat, seperti alkohol. Kecelakaan merupakan penyebab kematian paling sering pada individu dengan ADHD. Angka mortalitas dilaporkan lebih tinggi pada perempuan.[1,12]