Etiologi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Etiologi Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) diduga merupakan kombinasi dari faktor genetik, neurologi, dan lingkungan. Etiologi genetik berhubungan dengan sistem transmisi dopaminergik. Selain itu, faktor lingkungan saat prenatal dan perinatal seperti paparan timbal dan paparan rokok meningkatkan risiko ADHD.[1,2,6]
Genetik
Bukti ilmiah mengindikasikan bahwa ADHD bersifat herediter dan poligenik. Gen-gen yang dihubungkan dengan ADHD diketahui berperan penting dalam perkembangan otak, migrasi sel, dan mengkode reseptor katekolamin dan gen transporter.
Faktor Neurologi
Sementara itu, faktor neurologi yang tidak diturunkan yang telah dihubungkan dengan ADHD mencakup adanya gangguan selama kehamilan dan kelahiran. Paparan alkohol dan merokok selama kehamilan serta berat badan lahir rendah telah dihubungkan dengan peningkatan risiko ADHD.
Konsumsi alkohol selama kehamilan, terutama pada masa menjelang kelahiran, diduga menyebabkan mutasi pada sel germinal yang akan meningkatkan risiko ADHD. Paparan nikotin selama kehamilan dapat berpengaruh pada sistem serotonin dan dopaminergik, pertumbuhan sel otak, dan sintesis DNA dan RNA pada otak fetus.
Kondisi prenatal lain yang diidentifikasi meningkatkan faktor risiko ADHD adalah lahir prematur, lahir secara sectio caesarea, preeklampsia, persalinan yang diinduksi, dan skor APGAR yang rendah di lima menit pertama. Tidak hanya preeklampsia, seluruh keadaan hipertensi pada kehamilan juga diduga meningkatkan risiko ADHD. Selain itu, cedera otak hipoksik-anoksik, epilepsi, dan cedera otak traumatik juga merupakan hal-hal yang dihubungkan dengan timbulnya ADHD.
Faktor Lingkungan
Paparan terhadap toksin lingkungan seperti timbal, organofosfat, dan pestisida telah dihubungkan dengan timbulnya ADHD.[1,2,6-8]