Patofisiologi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Patofisiologi Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) masih belum diketahui pasti. Namun, beberapa faktor telah dikaitkan dengan terjadinya ADHD, termasuk gangguan pada neurotransmiter, struktur otak, dan fungsi kognitif.
Peran Neurotransmiter
Karena efikasi dari penggunaan psikostimulan dan trisiklik noradrenergik pada tata laksana ADHD, dopamin dan noradrenalin telah dikaitkan dengan patofisiologi penyakit ini. Penurunan aktivitas dopamin telah dikaitkan dengan patofisiologi ADHD dan telah dilaporkan ditemukan pada pasien yang mengalami penyakit ini.
Gangguan Struktur Otak
Daerah otak yang dicurigai terlibat pada patofisiologi ADHD adalah regio frontal, prefrontal, parietal, korteks cingulatum, ganglia basalis, dan serebelum. Beberapa studi menemukan adanya gangguan aktivasi pada area otak tersebut ketika anak dengan ADHD melakukan kegiatan tertentu.
Gangguan Fungsi Kognitif
Selain itu, ADHD juga telah dihubungkan dengan defisit neurofisiologi dan abnormalitas fungsi kognitif. Kontrol eksekutif kognitif telah diketahui berhubungan dengan memori, fleksibilitas kognitif, dan inhibisi, sehingga gangguan pada fungsi ini diduga berhubungan dengan gejala ADHD.[1,2,5]