Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Collodion Baby Syndrome monika-natalia 2023-03-06T14:10:26+07:00 2023-03-06T14:10:26+07:00
Collodion Baby Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Collodion Baby Syndrome

Oleh :
dr. Ashfahani Imanadhia
Share To Social Media:

Patofisiologi collodion baby syndrome melibatkan terjadinya mutasi dari gen TGM1 atau transglutaminase dalam kromosom 14q12. Gen lain yang juga diduga berpengaruh yaitu CYP4F22, ABCA12, ALOX12B, ALOXE3, NIPAL4, dan PNPLA1.

Mutasi dari gen menyebabkan kelainan pada proses kornifikasi sel epitel skuamosa dimana sel stratum korneum gagal untuk memisahkan diri. Gangguan proses kornifikasi dari sel epitel membuat fungsi fisiologis seperti deskuamasi, pengaturan hidrasi, respon imun, aktivitas sel dendritik, dan kemampuan untuk membersihkan iritan dan racun menjadi gagal.[1,3]

Patogenesis dan Variasi Fenotipe dari Bayi Collodion

Membran collodion terbentuk karena terjadinya kornifikasi pada epidermal yang disebabkan defek genetik pada protein keratinosit dan metabolisme lipid. Munculnya membran collodion adalah ekspresi awal dari berbagai bentuk iktiosis. Tingkat keparahan tidak dapat dipastikan berdasarkan presentasi awal.

Telah dilaporkan bahwa membran collodion terlepas dalam 2-4 minggu berikutnya setelah lahir dan menunjukkan kelainan kulit yang mendasarinya. Dalam jangka panjang, sekitar 75% kasus bayi collodion akan berkembang menjadi iktiosis kongenital autosomal resesif (autosomal recessive congenital ichthyosis/ ACRI), baik iktiosis lamelar ataupun congenital ichthyosiform erythroderma.

Sementara itu, 10% adalah self-healing collodion baby, dan 15% termasuk kelainan keratinisasi lainnya.[1]

Referensi

1. Choudhary R, Sachdeva G, Katoch G, Kumar R. Collodion baby-congenital ichthyosis: clinical review. Int J Contemp Pediatr. 2019;6(6):2746.
3. Priyadharishini J, Evelyn Fl. Collodion baby syndrome: A case study. Indian J Contin Nurs Educ. 2021;22(2):127.

Pendahuluan Collodion Baby Syndrome
Etiologi Collodion Baby Syndrome
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Juni 2020, 19:44
Anak usia 3 tahun dengan ruam hilang timbul pada punggung
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alodokter, mau tanya.Anak sy punggung kaya gt.umur jalan 3th.Udah sembuh jadi lagi jadi lagi.Sy baru obatin baby cream sama vaseline petrolium saja.Habis...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.