Prognosis Collodion Baby Syndrome
Collodion baby syndrome adalah kelainan bawaan langka dan prognosis penyakit tergantung pada manajemen neonatal awal. Collodion baby syndrome menyebabkan gangguan fungsi sawar kulit sehingga meningkatkan risiko komplikasi seperti dehidrasi dan hipotermia.[2]
Komplikasi
Gangguan sawar kulit pada collodion baby syndrome meningkatkan risiko dehidrasi, infeksi dan septikemia, ketidakseimbangan elektrolit, hipotermia, dan gagal ginjal. Membran collodion yang ketat juga dapat menimbulkan ikatan konstriksi pada ekstremitas yang menimbulkan edema dan oklusi vaskuler.
Membran collodion juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan karena membatasi gerakan napas, sehingga terjadi desaturasi oksigen. Membran collodion juga mengakibatkan gangguan menelan dan keterbatasan gerak sendi.
Bayi dengan collodion baby syndrome biasanya sulit menyusu karena hisapan yang buruk. Ini berpotensi menimbulkan malnutrisi dan gagal tumbuh.[2,4,5]
Prognosis
Diperkirakan sekitar 10% dari semua bayi dengan collodion baby syndrome sembuh secara spontan beberapa bulan setelah kelahiran. Ini disebut dengan self-healing collodion baby atau lamellar exfoliation of the newborn.
Meski demikian, perlu diketahui bahwa 75% collodion baby syndrome berkembang menjadi iktiosis kongenital autosomal resesif (autosomal recessive congenital ichthyosis/ ACRI), baik iktiosis lamelar ataupun congenital ichthyosiform erythroderma.
Kematian dapat terjadi akibat dehidrasi, kejang terkait gangguan elektrolit, komplikasi infeksi, gagal ginjal, ataupun gangguan pernapasan.[2,4,5]