Epidemiologi Hemangioma
Epidemiologi hemangioma secara global diperkirakan sekitar 4–5% pada bayi baru lahir. Hemangioma infantil lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Hemangioma biasanya terjadi secara sporadis.[2,4]
Global
Hemangioma merupakan tumor vaskular tersering pada anak-anak, yang mengenai 4–5% bayi baru lahir. Hemangioma infantil lebih banyak terjadi pada perempuan, hingga 5x lipat dibandingkan laki-laki. Hemangioma infantil paling banyak ditemukan pada ras Kaukasia, dan risikonya lebih tinggi hingga 10–12 kali lipat dibandingkan bayi kulit hitam atau ras Asia.
Bayi dengan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, atau hipoksia prenatal berisiko untuk mengalami hemangioma. Meskipun biasanya terjadi secara sporadis, tetapi diduga ada pengaruh keturunan terhadap terjadinya hemangioma.[4,5]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi mengenai hemangioma di Indonesia. Namun, data dari riset kesehatan dasar (riskesdas) Indonesia pada tahun 2018 menyatakan sebanyak 29,5% bayi di Indonesia lahir prematur dan sekitar 6,2% bayi yang lahir di Indonesia memiliki berat badan lahir rendah, atau kurang dari 2500 gram. Hal-hal tersebut diketahui membuat bayi lebih berisiko terkena hemangioma.[4,14]
Mortalitas
Mortalitas yang ditimbulkan akibat hemangioma infantil cenderung rendah. Perdarahan jarang terjadi dan biasanya tidak mengancam nyawa. Hemangioma dengan ukuran besar pada daerah wajah dan leher harus diwaspadai karena berpotensi mengganggu saluran napas. Ulserasi pada bagian-bagian tubuh, seperti area anogenital, leher, dan mukosa, cukup sering ditemukan. Perdarahan akibat hemangioma sangat jarang terjadi, dan biasanya tidak mengancam nyawa.
Hemangioma ekstrakutan dengan ukuran besar pada organ hati dapat menyebabkan komplikasi gagal jantung kongestif karena peningkatan tekanan intrahepatik. Perubahan struktur wajah dapat terjadi jika hemangioma terletak pada ujung hidung, bibir, dan telinga.
Hemangioma segmental pada wajah, kepala, dan leher dengan ukuran >5 cm harus dicurigai sebagai bagian dari sindrom PHACE (posterior fossa malformations, hemangiomas, arterial anomalies, coarctation of the aorta, cardiac defects, eye abnormalities). Angka harapan hidup dan kualitas hidup pasien dengan sindrom PHACE sangat bervariasi.[4,6]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra