Prognosis Hemangioma
Prognosis hemangioma infantil yang tidak mengalami komplikasi umumnya baik. Namun, sebagian kecil hemangioma dapat mengalami komplikasi, misalnya ulserasi, perdarahan, atau bahkan bersifat mengancam nyawa jika mengganggu jalan napas.
Komplikasi
Kira-kira 10–20% hemangioma dapat mengalami komplikasi serius yang memerlukan tata laksana, misalnya perdarahan, ulserasi, infeksi, gangguan fungsi, atau menyebabkan disabilitas permanen. Komplikasi hemangioma juga dapat mengancam nyawa, misalnya akibat obstruksi jalan napas.[3]
Komplikasi Mengancam Nyawa
Berdasarkan lokasi hemangioma, dapat terjadi komplikasi yang mengancam nyawa, seperti obstruksi jalan napas akibat hemangioma subglotis, atau high-output congestive heart failure dan hipotiroidisme akibat hemangioma di hepar. Selain itu, perdarahan hebat karena ulserasi juga mungkin terjadi, tetapi sangat jarang.[5,7]
Gangguan Fungsi
Gangguan fungsi yang dapat ditemukan pada hemangioma, antara lain kesulitan makan dan gangguan penglihatan. Kesulitan makan dapat terjadi jika hemangioma yang berlokasi pada area bibir atau di dalam mulut. Anak-anak dengan ulserasi di bagian bibir juga dapat mengalami kesulitan makan akibat rasa nyeri. Hemangioma yang terletak pada saluran napas dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan menelan, sehingga mengganggu proses makan.
Hemangioma Periokular:
Gangguan visual dapat terjadi akibat hemangioma periokular yang menyebabkan ptosis mekanik, strabismus, anisometropia, atau astigmatisme. Kelainan-kelainan mata ini dapat menyebabkan terjadinya ambliopia. Risiko ambliopia meningkat apabila ukuran hemangioma lebih dari 1 cm, dengan lokasi pada palpebra atas, terutama bagian medial, dan morfologi segmental.[5,7]
Ulserasi
Ulserasi dapat ditemukan pada 10–15% hemangioma infantil, terutama pada tipe lesi dengan kombinasi letak superfisial dan dalam. Ulserasi kerap dijumpai sebelum usia 4 bulan. Lokasi tubuh yang lebih berisiko untuk terkena ulserasi adalah pada area lipatan, misalnya bibir bagian bawah, leher, aksila, dan anogenital. Hemangioma berukuran besar dan segmental juga rentan mengalami ulserasi.
Ulserasi memerlukan tata laksana khusus, untuk menghindari terjadinya perdarahan, superinfeksi, dan terbentuknya jaringan parut. Perdarahan kadang dapat ditemukan, tetapi jarang dalam jumlah yang masif atau mengancam nyawa. Komplikasi sekunder berupa infeksi dapat terjadi, tetapi pembentukan abses, selulitis, dan bakteremia tidak umum terjadi.[4,6,7]
Konsekuensi Psikososial
Sebagian besar hemangioma tidak bersifat mengancam nyawa, tetapi residu hemangioma berpotensi menyebabkan gangguan psikososial. Orang tua pasien dapat merasa kecewa dan sedih karena adanya hemangioma pada bayi. Ansietas pada orang tua dan pada pasien, terutama yang berusia lebih tua, juga dapat terjadi akibat stigma sosial dari lingkungan.
Konsekuensi psikososial terutama terjadi pada hemangioma yang letaknya di wajah. Pada keadaan seperti ini, mungkin dibutuhkan tata laksana, seperti laser atau pembedahan, untuk mengatasinya.[4,6]
Prognosis
Mayoritas hemangioma memiliki prognosis yang baik, 50–70% hemangioma akan mengalami involusi spontan, dan tidak membutuhkan terapi. Sekitar 50% pasien mengalami involusi total pada usia 5 tahun, 70% pada usia 7 tahun, dan 90% pada usia 9 tahun. Apabila terjadi komplikasi, maka prognosis akan lebih buruk.
Hemangioma yang mengalami proses involusi lebih lama cenderung akan meninggalkan bekas pada kulit berupa jaringan parut hipertrofik yang terbentuk dari jaringan fibrofatty, jaringan parut atrofik, telangiektasis, hipopigmentasi, dan sebagainya.[4]
Rebound Growth
Pertumbuhan kembali jaringan hemangioma (rebound growth) dapat terjadi pada 10–25% pasien, setelah tapering atau menghentikan terapi propranolol. Faktor risiko terjadinya rebound growth adalah penghentian terapi sebelum, usia 12 bulan, tipe hemangioma campuran atau letak dalam, dan jenis kelamin perempuan. Sekitar 7% bayi membutuhkan terapi lanjutan dengan propranolol oral.[3]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra