Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Kejang Demam kirti 2022-09-14T13:34:49+07:00 2022-09-14T13:34:49+07:00
Kejang Demam
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Kejang Demam

Oleh :
dr. Ferdinand Sukher
Share To Social Media:

Prognosis kejang demam umumnya baik karena kelainan berada di ekstrakranial. Namun, terdapat risiko terjadinya kejang demam berulang pada anak-anak dengan faktor risiko. Komplikasi lain yang berkaitan dengan kejadian kejang demam antara lain epilepsi, paralisis Todd, mesial temporal sclerosis, serta gangguan tingkah laku dan kognitif.

Komplikasi

Komplikasi kejang demam dapat berupa kejang demam berulang, paralisis Todd, epilepsi parsial kompleks, mesial temporal sclerosis (MTS), serta gangguan tingkah laku dan kognitif anak.

Kejang Demam Berulang

Persentase kejadian kejang demam berulang dalam 2 tahun dipengaruhi jumlah faktor risiko. Faktor risiko terjadinya kejang demam berulang adalah:

  • Riwayat keluarga dengan kejang demam (derajat pertama)
  • Durasi antara demam dengan kejadian kejang <1 jam
  • Usia anak <18 bulan
  • Temperatur yang rendah yang membangkitkan bangkitan kejang[3,13]

Tabel 1. Persentase Kejadian Kejang Demam Berulang dalam 2 tahun Berdasarkan Jumlah Faktor risiko

kejang demam

Epilepsi

Beberapa kasus kejang demam memiliki risiko terjadinya epilepsi. Meski demikian, angka kejadian epilepsi akibat kejang demam sangat kecil. Hanya terdapat sekitar 1% kasus kejang demam sederhana yang menjadi epilepsi dan 4-6% pada kejang demam kompleks. Faktor risiko kejang demam yang berkembang menjadi epilepsi adalah:

  • Kejang demam kompleks
  • Riwayat keluarga dengan epilepsi
  • Durasi demam <1 jam sebelum bangkitan kejang
  • Gangguan pertumbuhan neurologis, seperti cerebral palsy dan hidrosefalus[1,13]

Paralisis Todd

Paralisis Todd adalah hemiparesis sementara setelah terjadinya kejang demam. Kondisi ini jarang terjadi, dan perlu dikonsultasikan ke spesialis neurologi.[4]

Epilepsi Parsial Kompleks dan Mesial Temporal Sclerosis

Riwayat kejang demam yang berkepanjangan ditemukan adanya hubungan dengan kejadian mesial temporal sclerosis (MTS). Temuan ini bukanlah merupakan temuan umum, sehingga kejang demam merupakan kondisi yang aman dan tidak berbahaya.[4]

Gangguan Tingkah Laku dan Kognitif

Walaupun gangguan kognitif, motorik, dan adaptif pada bulan pertama dan tahun pertama setelah kejang demam ditemukan tidak bermakna, tetapi banyak faktor independen yang berpengaruh, seperti status sosial-ekonomi yang buruk, kebiasaan menonton televisi, kurangnya asupan ASI, dan kejang demam kompleks.[2,9]

Prognosis

Pada pasien tanpa kelainan neurologis, kejang demam umumnya memiliki prognosis baik. Rekurensi mungkin terjadi pada pasien dengan kejang demam, terutama pada anak yang mengalami kejang pada usia <18 bulan. Pasien dengan kejang demam simpleks memiliki prognosis yang lebih baik daripada kejang demam kompleks.

Epilepsi dapat terjadi pada 3% kasus kejang demam. Epilepsi ditemukan lebih banyak terjadi pada kejang demam kompleks. Komplikasi lainnya hingga saat ini masih dalam penelitian lebih lanjut untuk menentukan hubungannya dengan kejang demam.[2,9]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Nathania Sutisna

Referensi

1. Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, et al. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.
2. Dreier JW, Li J, Sun Y, et al. Evaluation of Long-term Risk of Epilepsy, Psychiatric Disorders, and Mortality among Children with Recurrent Febrile Seizures: A National Cohort Study in Denmark. JAMA Pediatr 2019; 173: 1164–1170.
3. Dustin. S, Kerry.P. S, Molly. B. Febrile Seizures: Risks, Evaluation, and Prognosis. Am Fam Physician 2019; 99: 445–450.
4. Xixis K, Samanta D, Keenaghan M. Febrile Seizure. StatPearls. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448123/
9. Pavone P, Pappalardo XG, Parano E, et al. Fever-Associated Seizures or Epilepsy: An Overview of Old and Recent Literature Acquisitions. Front Pediatr 2022; 10: 1–10.
13. Renda R, Yüksel D, Gürer YKY. Evaluation of Patients with Febrile Seizure: Risk Factors, Reccurence, Treatment and Prognosis. Pediatr Emerg Care 2020; 36: 173–177.

Penatalaksanaan Kejang Demam
Edukasi dan Promosi Kesehatan Ke...

Artikel Terkait

  • Profilaksis Kejang Demam pada Anak
    Profilaksis Kejang Demam pada Anak
  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Anak Demam Tidak Harus Selalu Dirawat
    Anak Demam Tidak Harus Selalu Dirawat
  • Demam Tidak Selalu Harus Diberikan Antipiretik
    Demam Tidak Selalu Harus Diberikan Antipiretik
  • Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi
    Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Oktober 2024, 09:18
Pemberian diazepam rectal pada anak apa perlu diulang
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Hai sejawat.. Jika kita sudah memberikan diazeapam rectal pada pasien anak yg kejang, 1 menit setelahnya si anak langsung bab, apakah perlu pemberian...
Anonymous
Dibalas 23 Agustus 2023, 15:28
Mengganjal mulut saat anak kejang
Oleh: Anonymous
1 Balasan
siang dok, izin berdiskusi, kemarin saya sempat melihat foto pasien anak yang mengalami kejang di faskes, lalu di foto nampak mulut anak diberikan...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2023, 08:43
Terapi untuk anak kejang demam tanpa rawat inap
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, mohon berdiskusi....apakah anak dg kejang demam harus di rawat inap? Kadang org tua tdk tahu beda kejang dan menggigil....adakah pedoman terapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.