Etiologi Mikrosefali
Berdasarkan etiologinya, mikrosefali atau microcephaly dapat dibagi menjadi kelainan genetik, metabolik, dan lingkungan. Ada berbagai jenis klasifikasi mikrosefali lainnya, berdasarkan onset, parameter pertumbuhan dan kombinasi dengan anomali lainnya. Salah satu etiologi lingkungan adalah infeksi virus Zika pada ibu hamil.
Klasifikasi
Terdapat beberapa klasifikasi mikrosefali yang digunakan:
- Berdasarkan etiologi menjadi genetik, gangguan metabolik dan faktor lingkungan
- Berdasarkan onset menjadi kongenital dan postnatal. Mikrosefali kongenital ditemukan ketika lahir atau usia gestasi 36 minggu, sedangkan mikrosefali postnatal adalah kegagalan perkembangan normal dan perubahan ukuran kepala setelah lahir
- Berdasarkan parameter pertumbuhan menjadi simetris (lingkar kepala <2-3 standar deviasi namun proporsional sesuai berat dan panjang/tinggi badan) dan asimetris
- Berdasarkan hubungan dengan anomali laini menjadi mikrosefali terisolasi (tidak ada anomali lain) atau mikrosefali sindrom/ kompleks
- Klasifikasi Giacomino: microcephalia vera (ukuran otak kecil tanpa malformasi atau cedera lain), microcephalia aspuria (ada perubahan patologis atau cedera pada otak) dan microcephalia combinata (ukuran otak kecil dan adanya bukti malformasi)
- Secara patogenesis mikrosefali bisa dibagi menjadi primer dan sekunder. Mikrosefali primer berhubungan dengan genetik tertentu dan biasanya tidak ada malformasi lain. Mikrosefali sekunder terjadi akibat cedera yang mempengaruhi janin pada masa kehamilan atau setelah lahir[3,6,14]
Faktor Genetik
Faktor genetik dari mikrosefali menyebabkan penurunan neuron pada korteks yang sedang berkembang. Mikrosefali dapat ditemukan dalam kedua kelainan genetik, yaitu yang dideteksi melalui kariotipe molekuler dan yang tidak terdeteksi.
Beberapa contoh penyakit yang terkait dengan mikrosefali adalah trisomi 21, trisomi 18, trisomi 13, sindrom Cornelia de Lange, sindrom Seckel dan autosomal recessive primary microcephaly (MCPH).[4,13]
Faktor Gangguan Metabolik
Kelainan metabolik dari mikrosefali disebabkan oleh banyak faktor. Umumnya diakibatkan oleh defisiensi atau gangguan sintesis zat. Contoh etiologi metabolik adalah sindrom defisiensi glucose transporter 1 (GLUT1), phenylketonuria, gangguan defisiensi L-Serine, dan penyakit mitokondria.[13]
Faktor Lingkungan
Infeksi perinatal merupakan salah satu faktor risiko tertinggi terjadinya mikrosefali. Beberapa agen infeksi yang menyebabkan mikrosefali adalah:
- Virus – seperti virus Zika, cytomegalovirus, rubella, herpes simpleks, dan lain-lain)
- Bakteri – Streptococcus group B
- Jamur – Candida sp
- Parasit – Toxoplasma gondii
Selain itu, paparan lingkungan lain yang bisa menyebabkan mikrosefali adalah paparan terhadap teratogen (misalnya alkohol dan rokok), hipoksia, perdarahan intraventrikular, atau malnutrisi maternal.[3,6,14]
Faktor Risiko
Faktor risiko yang berkaitan dengan mikrosefali dibagi menjadi faktor risiko maternal dan fetus. Risiko rekurensi mikrosefali pada autosomal dominan adalah 50% apabila terjadi pada salah satu orang tua dan 25% pada kasus autosomal resesif. Risiko mikrosefali pada kasus infeksi kehamilan sebelumnya adalah minimal.
Faktor Risiko Maternal
Infeksi TORCH dan infeksi lain seperti sifilis, varicella zoster, parvovirus B19 adalah faktor risiko terbesar mikrosefali dan berkaitan dengan peningkatan risiko 32 kali dibandingkan dengan etiologi non infeksi, diikuti dengan paparan teratogen (alkohol, obat adiksi) dan epilepsi.[6,10]
Faktor risiko maternal yang harus digali antara lain:
- Teratogen (alkohol, radiasi, rokok, zat adiksi, phenylketonuria, diabetes tidak terkontrol, hipertensi pada kehamilan, paparan timah, gangguan ginjal kronis)
- Defisiensi (hipotiroid tidak terkontrol, defisiensi asam folat, malnutrisi, insufisiensi plasenta)
- Infeksi (ToRCH, sifilis, HIV, enterovirus)
Faktor Risiko Fetus
Faktor risiko pada fetus meliputi:
- Holoprosencephaly
- Gangguan migrasi neuron
Inborn error of metabolism [3,5]