Epidemiologi Refeeding Syndrome
Data epidemiologi refeeding syndrome atau RFS belum diketahui dengan pasti karena definisi dan kriteria diagnosis RFS sangat bervariasi antar studi. Insidensi bervariasi antara 0–62%. Pasien malnutrisi yang mengalami RFS berisiko 1,5 kali lebih besar untuk mengalami kematian daripada pasien tanpa RFS.
Global
Tinjauan sistematik dan meta analisis oleh Cioffi, et al melaporkan bahwa insidensi refeeding syndrome bervariasi antara 0–62%. Studi Mbethe, et al (2017) mendapatkan insidensi RFS sebesar 15% pada anak usia <5 tahun dengan malnutrisi berat akut.
Insidensi yang tidak tinggi pada studi tersebut disebabkan oleh pemberian nutrisi awal yang sesuai dengan rekomendasi pencegahan RFS, yaitu nutrisi rendah energi dan rendah protein. Literatur lain melaporkan bahwa insidensi RFS pada pasien anak yang dirawat di PICU dan diberikan nutrisi parenteral adalah 9%.[6-8]
Indonesia
Hingga saat ini, belum ada data terkait insidensi RFS di Indonesia.
Mortalitas
Studi oleh Friedli, et al (2020) mendapatkan mortalitas dalam waktu 180 hari lebih tinggi pada pasien dengan RFS (29,8%) daripada pasien tanpa RFS (21,9%). Penelitian ini juga berkesimpulan bahwa pasien dengan refeeding syndrome berisiko 1,5 kali lebih tinggi untuk mengalami kematian bila dibandingkan pasien tanpa RFS. Studi lain oleh Mbethe, et al (2017) di Afrika mendapatkan mortalitas 6% pada anak usia <5 tahun dengan RFS.[8,9]