Prognosis Refeeding Syndrome
Prognosis refeeding syndrome atau RFS tergantung pada tingkat keparahannya, yaitu RFS dengan defisiensi elektrolit ringan, sedang, atau berat. Hipofosfatemia mungkin menimbulkan aritmia, gagal jantung, syok, dan kematian mendadak. Sementara itu, hipokalemia dapat menyebabkan berbagai gangguan jantung dan hipomagnesemia dapat menyebabkan parestesia, ataksia, dan kejang.
Komplikasi
RFS sering terjadi pada pasien malnutrisi, pasien gagal tumbuh, dan pasien anoreksia nervosa. Komplikasi refeeding syndrome disebabkan oleh gangguan elektrolit, terutama berupa kekurangan fosfat, kalium, dan magnesium. Hipofosfatemia menyebabkan aritmia, kematian mendadak, gagal jantung, hipotensi, syok, penurunan fungsi otot pernapasan, sesak, dan gagal napas.[1,3]
Sementara itu, hipokalemia dapat menyebabkan aritmia, pemanjangan interval QT, paralisis, distres pernafasan, gagal napas, kelemahan, rhabdomyolysis, nekrosis otot, mual, muntah, konstipasi, paralisis, dan kematian.[1-3]
Hipomagnesemia bisa menyebabkan ataksia, vertigo, parestesia, kejang, depresi, dan pemanjangan interval QT. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan gangguan irama jantung, kelemahan, mual, muntah, diare, konstipasi, tremor, tetani, kejang, gangguan status mental, koma, hipokalemia refrakter, hipokalsemia, dan kematian.[1-3]
Defisiensi thiamine menyebabkan disfungsi jantung, sindrom Wernicke and Korsakoff, ensefalopati, dan kematian.[2,3]
Prognosis
Prognosis RFS bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Pada pasien dengan defisiensi elektrolit yang berat dan pasien yang tidak mendapatkan terapi yang tepat, RFS dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang mengancam nyawa seperti yang telah dijabarkan di atas.
Pada pasien dengan hipofosfatemia berat, produksi 2,3 diphosphoglycerate (2,3 DPG) menurun, sehingga terjadi peningkatan afinitas hemoglobin terhadap oksigen dan penurunan pelepasan oksigen ke jaringan. Akibatnya, jaringan mengalami hipoksia dan prognosis pasien dapat memburuk karena kegagalan organ sekunder. Prognosis RFS juga dilaporkan memburuk bila pasien memiliki alcohol use disorder.[3]