Penatalaksanaan Tongue-Tie
Penatalaksanaan tongue-tie atau ankyloglossia dengan komplikasi seperti gangguan menyusui meliputi tindakan seperti frenotomi dan frenuloplasti. Tongue-tie yang tidak menyebabkan gangguan dapat diobservasi saja tanpa intervensi khusus. Sedangkan pada tongue-tie simtomatik, observasi dilakukan 24–48 jam, dan bila tidak ada perbaikan, dilakukan penilaian lanjut dengan skor Hazelbaker’s Assessment Tool for Lingual Frenulum Function (ATLFF) ulang.
Observasi pada Tongue-Tie Simptomatik
Seluruh pasien dengan tongue-tie simtomatik memerlukan intervensi konservatif awal selama 24-48 jam. Intervensi dapat berupa suplementasi dengan ASI perah, frekuensi menyusui lebih sering, perbaikan posisi dan perlekatan menyusui, serta kontak bayi dengan kulit ibu diperbanyak.
Bila setelah intervensi tidak ada perbaikan, lakukan penilaian skor Hazelbaker’s Assessment Tool for Lingual Frenulum Function (ATLFF) ulang. Skor ATLFF dan tipe tongue-tie akan menentukan pendekatan terapi. Menurut pedoman Ikatan Dokter Anak Indonesia, pemilihan tata laksana dilakukan sebagai berikut:
Ankyloglossia Membranosa Tipis dan Lentur dengan Skor ATLFF 11–14
Pada pasien ankyloglossia membranosa tipis dan lentur dengan skor ATLFF 11–14, dilakukan observasi oleh dokter anak. Pada saat menyusu, dari waktu ke waktu akan terjadi pergerakan lidah yang diikuti peregangan frenulum.
Pada saat pemantauan, umumnya bisa didapatkan peregangan frenulum karena gerakan lidah saat menyusu. Jika iya, maka sering kali anak tidak memerlukan terapi lanjutan. Selama dilakukan pemantauan rutin, ibu tetap diberikan dukungan untuk menyusui dan konseling menyusui.[1,3]
Pada kelompok ini, frenotomi tidak disarankan karena tidak ada bukti ilmiah adekuat yang mendukung manfaat frenotomi sebagai upaya pencegahan kesulitan menyusui.[1]
Ankyloglossia Membranosa dengan Skor ATLFF <11 atau Skor Tampilan Frenulum <8 Tipis
Pada ankyloglossia membranosa dengan skor ATLFF <11 atau skor tampilan frenulum < 8 tipis, dilakukan frenotomi sederhana, tanpa anestesi dan tanpa jahitan, dapat dikerjakan oleh dokter anak.[1]
Ankyloglossia Submukosa
Pada ankyloglossia submukosa, rujuk ke spesialis bedah mulut, bedah anak, atau THT-KL untuk frenektomi atau frenuloplasti. Jangan lakukan frenotomi karena meningkatkan risiko perdarahan dan terbentuknya jaringan parut.[1]
Konseling Menyusui dan Manajemen Laktasi
Bayi dengan tongue-tie dapat mengalami kesulitan menyusui, seperti menyusu sangat lama, sering terputus-putus, sulit melekat pada payudara, dan sulit menghisap ASI. Penambahan berat badan juga bisa sangat lambat dan tidak sesuai kurva pertumbuhan. Selain itu, ibu bisa mengeluhkan nyeri atau lecet pada puting, hingga mastitis. Hal ini memerlukan konsultasi dengan konselor laktasi.
Konseling menyusui dan manajemen laktasi bertujuan untuk mengajarkan ibu memperbaiki posisi dan perlekatan saat menyusui, menganjurkan ibu untuk menyusu lebih sering, kontak kulit ke kulit lebih sering, dan memberikan suplementasi ASI perah pada bayi.
Bila dengan tata laksana ini gangguan menyusu teratasi, ibu tetap diberikan dukungan untuk menyusui saja tanpa perlu intervensi medis lain. Akan tetapi, bila gangguan menyusu tidak teratasi setelah diberikan konseling menyusu yang adekuat selama 48 jam, diperlukan penilaian ulangan skor ATLFF sebagai pertimbangan untuk dilakukan tindakan frenotomi.[1,3]
Frenotomi
Frenotomi diindikasikan pada anak dengan tongue-tie simptomatik yang tidak mengalami perbaikan setelah konseling menyusui dan manajemen laktasi adekuat.[1,2]
Tidak ada batasan waktu terbaik untuk tindakan frenotomi, namun sebagian besar frenotomi dilakukan pada usia 1 hingga 18 hari. Tindakan frenotomi dapat meningkatkan keberhasilan menyusui pada hari yang sama atau dalam waktu lima hari setelah dilakukannya tindakan.[3,7,8]
Tindakan frenotomi dilakukan dengan cara retraksi lidah ke arah superior, sehingga frenulum lingual terlihat jelas yang selanjutnya diikuti dengan insisi menggunakan gunting iris steril. Insisi dilakukan dekat bagian ventral lidah, menghindari pembukaan kelenjar sublingual dan submandibular. Lokasi insisi frenotomi tidak memerlukan penjahitan, dan bayi dapat langsung makan setelah prosedur dilakukan.[8]
Frenuloplasti
Frenuloplasti diindikasikan untuk tata laksana tongue-tie pada anak usia 1–2 tahun, usia yang lebih tua, atau pada remaja, dan tongue-tie tipe submukosa. Frenuloplasti merupakan prosedur yang jarang dilakukan karena memerlukan pembiusan umum. Tindakan frenuloplasti memiliki kelebihan dibandingkan dengan frenotomi, karena memiliki risiko yang lebih kecil untuk terbentuknya jaringan parut atau memerlukan tindakan operasi ulang.[1,3,8]
Persiapan Rujukan
Kasus tongue-tie yang memerlukan tindakan perlu dirujuk ke dokter spesialis anak yang telah mengikuti pelatihan dukungan menyusui. Pada kasus tongue-tie tipe submukosa yang memerlukan tindakan frenektomi atau frenuloplasti (Z-plasti), diperlukan rujukan ke dokter bedah mulut, bedah anak, atau THT-KL.[1]
Tongue-tie dapat menyebabkan anak mengalami gangguan artikulasi, pada beberapa huruf seperti ‘r’ dan ‘s’. Pasien dengan tongue-tie yang mengalami gangguan artikulasi memerlukan evaluasi dan terapi oleh terapis wicara.[3,7]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli