Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Tuberkulosis Paru pada Anak general_alomedika 2023-08-04T09:44:35+07:00 2023-08-04T09:44:35+07:00
Tuberkulosis Paru pada Anak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Tuberkulosis Paru pada Anak

Oleh :
dr. Inge Nandya H
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan tuberkulosis paru pada anak mencakup penerapan vaksin BCG atau Bacillus Calmette–Guérin, intervensi untuk kontrol infeksi, serta identifikasi dan terapi infeksi laten. Karena diagnosis konfirmasi tuberkulosis paru pada anak cukup sulit dilakukan, dokter perlu mengidentifikasi secara dini pasien yang terduga mengalami infeksi tuberkulosis. Penapisan dapat dilakukan dengan tes Mantoux maupun tes cepat molekuler (TCM).[2,7]

Edukasi dan Promosi Kesehatan pada Anak dan Keluarga

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuat edukasi tuberkulosis menjadi lebih mudah dipahami anak-anak dengan penggunaan buku edukasi berjudul “Hore, Tibi Sembuh”. Buku ini diciptakan dengan harapan anak dan keluarga mampu mengenali gejala dan tindakan apa yang diperlukan apabila terinfeksi tuberkulosis.[28,29]

Edukasi kepada orang tua juga diperlukan untuk meningkatkan capaian vaksin BCG, mengenali gejala tuberkulosis secara dini, mengajak anak berobat jika diduga mengidap tuberkulosis, serta mengajak orang tua berperan aktif dalam pengobatan tuberkulosis paru. Perlu untuk disampaikan hal-hal terkait perilaku hidup sehat (PHBS), ventilasi kamar anak dengan tuberkulosis, pentingnya paparan sinar matahari yang cukup, dan cara pencegahan penularan dengan saudara serumah ataupun orang lain.

Karena tuberkulosis paru pada anak seringkali ditularkan oleh orang dewasa, sampaikan untuk melakukan pengecekan ke fasilitas Kesehatan apabila ada orang dewasa yang tinggal serumah dengan anak mengalami batuk lebih dari 3 minggu. Sampaikan pula pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat pada anak yang terinfeksi tuberkulosis.

Orang tua juga bisa dijadikan pengawas minum obat (PMO) selama anak mendapat terapi. Hal ini dapat meningkatkan kepatuhan terapi, mencegah resistensi, dan putus pengobatan.[7,14]

Upaya Pengendalian dan Penanggulangan Tuberkulosis Paru pada Anak

World Health Organisation (WHO) mengembangkan sebuah strategi untuk mengakhiri tuberkulosis di dunia yaitu End TB Strategy. Target dari strategi ini adalah penurunan kejadian tuberkulosis 90% dan angka kematian tuberkulosis 95% pada tahun 2035.

Prinsip strategi WHO dalam pengendalian dan penanggulangan tuberkulosis mencakup:

  • Adanya peran serta pemerintah dalam evaluasi dan penerapan strategi WHO
  • Koalisi dengan organisasi sosial masyarakat
  • Penjaminan Hak Asasi Manusia serta kesetaraan antar masyarakat
  • Adaptasi strategi dan target di tiap negara beserta kolaborasi global

Di Indonesia sendiri, strategi yang digunakan untuk mencapai eliminasi kasus tuberkulosis antara lain:

  • Komitmen pemerintah baik pusat maupun daerah dalam mendukung upaya eliminasi tuberkulosis
  • Akses layanan tuberkulosis harus dikembangkan sehingga lebih bermutu dan berpihak pada pasien
  • Upaya promosi kesehatan, pencegahan dan pengendalian, serta pemberian pengobatan tuberkulosis harus dioptimalkan
  • Memanfaatkan hasil penelitian yang ada serta teknologi skrining, diagnosis, maupun tata laksana tuberkulosis
  • Peran serta seluruh stakeholder baik masyarakat maupun komunitas yang ada harus dimaksimalkan
  • Penguatan sistem kesehatan yang ada

Strategi ini terus dikembangkan termasuk tata laksana kasus tuberkulosis resisten obat dan tuberkulosis dengan infeksi HIV. Selain itu, juga digunakan strategi direct observed treatment (DOTS) dalam tata laksana tuberkulosis. Pada pendekatan DOTS, pengobatan jangka pendek dilakukan dalam pengawasan secara langsung oleh pengawas minum obat (PMO).[28]

Vaksinasi

Vaksinasi BCG berperan penting dalam pencegahan tuberkulosis paru pada anak. Vaksin BCG dapat diberikan pada bayi usia 0 hingga 2 bulan. Pada anak usia > 2 bulan, diperlukan uji tuberkulin sebelum pemberian vaksin BCG.

Perlindungan vaksin BCG dapat mencegah terjadinya tuberkulosis yang berat pada anak, seperti meningitis tuberkulosis maupun tuberkulosis milier. Pengulangan pemberian vaksin BCG tidak direkomendasikan karena tidak memberikan perlindungan tambahan.[6,7]

Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid (PPINH) pada Anak

Pengobatan pencegahan dengan isoniazid (PPINH) ditujukan untuk anak yang memiliki kontak namun tidak sakit tuberkulosis. Pemberian PPINH ditujukan pada anak berusia kurang dari 5 tahun, anak dengan HIV positif, serta anak dengan kondisi imunokompromais seperti malnutrisi, keganasan, atau sedang dalam pengobatan steroid sistemik jangka panjang.

PPINH diberikan dalam dosis 10 mg/kgBB/hari, dengan dosis maksimal 300 mg/hari. Obat dikonsumsi sekali sehari, sebaiknya di waktu yang sama setiap harinya. Lama pemberian PPINH adalah 6 bulan.

Selama pemberian, anak dipantau secara berkala. Apabila timbul gejala dan tanda tuberkulosis, maka dilakukan pemeriksaan. Jika anak terdiagnosis tuberkulosis, PPINH dihentikan dan anak diberikan obat antituberkulosis (OAT).[7]

Referensi

2. Batra V. Pediatric tuberculosis. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/969401-overview#a1.
6. Carvalho ACC, Cardoso CAA, Martire TM, Migliori GB, Sant’Anna CC. Epidemiological aspects, clinical manifestations, and prevention of pediatric tuberculosis from the perspective of the End TB Strategy. J Bras Pneumol, 2018. 44(2):134-44.
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis manajemen dan tata laksana TB anak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016. https://tbindonesia.or.id/pustaka/pedoman/tb-anak/petunjuk-teknis-manajemen-dan-tata laksana-tb-anak/.
14. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021. https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf.
28. World Health Organization. Global tuberculosis programme, TB end strategy. 2015. https://www.who.int/teams/global-tuberculosis-programme/the-end-tb-strategy.
29. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Edukasi tuberkulosis pada anak dengan buku cerita “hore, tibi sembuh”. 2020. https://promkes.kemkes.go.id/edukasi-tuberkulosis-pada-anak-dengan-buku-cerita-hore-tibi-sembuh.

Prognosis Tuberkulosis Paru pada...

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2024, 20:18
Penggunaan Obat Antidiabetes dan Insulin pada penderita TB dengan DM
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pada penderita TB dengan DM, pengobatan diabetes lebih disarankan untuk menggunakan insulin dibandingkan OAD. Hal ini dikarenakan penggunaan OAD bersamaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.