Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Bruxism general_alomedika 2025-04-22T14:50:10+07:00 2025-04-22T14:50:10+07:00
Bruxism
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Bruxism

Oleh :
Drg. Rifa Astari Gumay
Share To Social Media:

Etiologi bruxism bersifat multifaktorial yang dapat dikelompokkan menjadi faktor perifer (morfologis), sentral (patofisiologis), dan psikososial. Berbagai studi juga mengindikasikan adanya faktor genetik yang berperan sebagai etiologi bruxism dan berbagai faktor risiko yang memperburuk kondisi bruxism.

Meskipun bukti ilmiah yang adekuat belum tersedia, bruxism kerap kali dihubungkan dengan stres psikologis. Pasien dengan bruxism dilaporkan lebih cenderung mengalami masalah mental, seperti depresi, ansietas, dan pikiran paranoid.[1-5,8]

Faktor Sentral

Arousal response merupakan perubahan mendadak dalam tingkat kedalaman atau kenyenyakan tidur, dimana individu mengalami tahap lighter sleep atau terbangun. Respon ini disertai gerakan tubuh kasar, peningkatan denyut jantung, perubahan pernapasan, dan peningkatan aktivitas otot. Sebuah studi menunjukkan bahwa 86% episode bruxism  berhubungan dengan arousal response bersamaan dengan gerakan kaki involunter.

Etiologi bruxism juga diduga berkaitan dengan gangguan pada sistem neurotransmitter sentral. Dihipotesiskan bahwa terjadi ketidakseimbangan pada jalur langsung dan tidak langsung dari ganglia basal pada penderita bruxism. 

Dopamine diduga dapat menghambat aktivitas bruxism, sementara adrenalin dan noradrenalin merupakan aktivator. Serotonin, gamma-aminobutyric acid (GABA), cholecystokinin, dan orexin diduga berperan sebagai modulator rhythmic masticatory muscles activity (RMMA).

Beberapa studi juga mengindikasikan faktor genetik sebagai etiologi dari bruxism. Namun, model pewarisan atau penanda genetik pastinya masih belum diketahui.[2-5]

Faktor Psikososial

Bruxism telah sangat banyak dikaitkan dengan stres psikologis. Pasien dengan bruxism telah dilaporkan lebih cenderung mengalami ansietas, depresi, fobia sosial, dan ideasi paranoid. Meski demikian, belum ada studi yang secara sahih dan jelas menunjukkan hubungan sebab-akibat antara stres psikologis dengan bruxism.[2-5,8]

Faktor Perifer

Studi terdahulu mengatakan bahwa bruxism memiliki hubungan dengan deviasi pada oklusi dan artikulasi gigi. Namun, studi lebih baru mengindikasikan bahwa tidak ada keterkaitan antara bruxism dan faktor perifer tersebut.[2-5]

Faktor Risiko

Faktor risiko yang dapat memperburuk aktivitas bruxism, terutama sleep bruxism, antara lain:

  • Gangguan tidur: obstructive sleep apnea (OSA), parasomnia, kebiasaan mendengkur keras, posisi tidur tengkurap

  • Gaya hidup: konsumsi alkohol berat, kafein, tembakau, perokok pasif
  • Obat-obatan: amphetamine, antipsikotik seperti quetiapine, antidepresan seperti fluoxetine, dan obat yang memiliki efek katekolaminergik seperti cocaine dan ekstasi

  • Faktor psikologi: stress, kecemasan dan sifat khas individu
  • Riwayat masa kanak-kanak: GERD, polimorfik genetik, anak laki-laki dengan kebiasaan menggigit kuku, bibir, dan benda
  • Kelainan neuropsikiatri: Down syndrome, sindrom Rett, cerebral palsy, dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), Pallister-Killian

  • Genetik: reseptor serotonin dan dopamine yaitu 5-HTR2A dan DRD1, matrix enzim metalloproteinase 9 (MMP-9)
  • Kondisi medis: gangguan sendi temporomandibula dan gastroesophageal reflux disease (GERD)[1,5,10,20]

Referensi

1. Gerstner GE. Sleep-related Bruxism (Tooth Grinding). UpToDate, 2020. https://www.uptodate.com/contents/sleep-related-bruxism-tooth grinding#H2564351055
2. Kanathila H, Pangi A, et al. Diagnosis and Treatment of Bruxism: Concepts From Past to Present. International J Applied Dent Scien. 2018; 4(1). 290-295
3. Manfredini D, Colona A, et al. Bruxism: A Summary of Current Knowledge on Aetiology, Assessment and Management. Oral Surgery. 2020. 358-370. doi:10.1111/ors.1245
4. Shetty S, Pitti V, et al. Bruxism : A Literature Review. J Indian Prosthodontic Soc. 2010; 10(3). 141-148. DOI 10.1007/s13191-011-0041-5
5. Wendari S, et al. Bruksisma. Dentofasial. 2011; 10(3). 184-189
8. Yap AU, Chua AP. Sleep bruxism: Current knowledge and contemporary management. J Conserv Dent. 2016;19(5):383-389. doi:10.4103/0972-0707.190007
10. Teoh L, Moses G. Drug-induced bruxism. Aust Prescr. 2019;42(4):121. doi:10.18773/austprescr.2019.048
20.Thomas DC, Patel J,et al. Sleep related bruxism—comprehensive review of the literature based on a rare case presentation. Front Oral Maxillofac Med. 2024;6:3.

Patofisiologi Bruxism
Epidemiologi Bruxism
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 November 2022, 12:46
Cara mencegah bruxism pada anak - Kedokteran Gigi Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, apa saja ya cara untuk mencegah bruxism pada anak? Terima kasih banyak Dok

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.