Edukasi dan Promosi Kesehatan Diastema
Edukasi dan promosi kesehatan terkait diastema perlu meliputi informasi tentang faktor risiko, misalnya kebiasaan menghisap ibu jari, pemakaian dot untuk minum yang terlalu lama, kebiasaan bernapas lewat mulut, dan kebiasaan tongue thrusting. Selain itu, dokter gigi juga perlu menjelaskan berbagai opsi terapi yang ada berdasarkan etiologi masing-masing kasus.[4,5,17,18]
Edukasi Pasien
Pada pasien yang mengalami diastema, selain menjelaskan penyebab dan manajemen yang sesuai, dokter juga perlu memberikan edukasi untuk mencegah komplikasi akibat diastema. Diastema dapat menyebabkan gingivitis dan periodontitis karena tingginya risiko makanan terselip antar gigi. Dokter gigi bisa menyelenggarakan program edukasi di sekolah, pusat kesehatan, atau komunitas untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kesehatan gigi dan hubungannya dengan diastema.[4,5,17,18]
Dokter gigi mensosialisasikan praktik gigi sehat, yaitu memberikan informasi tentang kebiasaan baik perawatan mulut, termasuk menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan dental floss, dan menghindari kebiasaan merusak seperti mengunyah benda-benda keras atau memasukkan benda-benda asing ke dalam mulut.[4,5,17,18]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit juga dapat dilakukan dengan kolaborasi antara dokter gigi dengan pasien atau keluarga pasien. Dokter gigi menginformasikan berbagai kebiasaan buruk yang perlu dihindari, misalnya kebiasaan menghisap jempol, menggunakan dot untuk minum dalam jangka lama, bernapas lewat mulut, dan tongue thrusting atau menjulur-julurkan lidah ke depan.[4,5,17,18]
Dokter gigi juga memberitahukan orang tua pasien untuk memantau perkembangan gigi anak dan membawa anak berkunjung ke dokter gigi secara berkala. Pemantauan terutama diperlukan pada ugly duckling stage, untuk mengamati apakah fase tersebut terjadi secara fisiologis atau mengarah ke patologis.[4,5,17,18]
Dokter gigi juga harus dapat mengenali jika diastemata yang terjadi adalah akibat dari kondisi patologis yang lebih serius atau sebuah sindroma yang mengikuti, sehingga dapat segera melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan.[4,5,17,18]