Etiologi Epulis
Etiologi epulis kongenital adalah perkembangan patologis sel epitel sisa benih gigi. Etiologi epulis fibromatosa adalah iritasi berulang pada pada gingiva.
Etiologi epulis granulomatosa adalah masuknya kotoran pada soket gigi pasca ekstraksi. Epulis fisuratum umumnya berkaitan dengan iritasi akibat pemakaian gigi tiruan. Epulis gravidarum terjadi akibat perubahan hormonal selama kehamilan.[1,5]
Faktor Risiko
Faktor risiko epulis akan berbeda tergantung jenisnya.
Epulis Kongenital
Faktor penyebab epulis kongenital belum diketahui secara pasti, namun beberapa peneliti mengungkapkan bahwa epulis kongenital disebabkan oleh perubahan hormonal ibu selama proses kehamilan yang bermanifestasi pada janin.[5,10,12]
Epulis Fibromatosa
Penyebab epulis fibromatosa adalah trauma mekanis yang terjadi terus menerus. Ini mencakup proses menyikat gigi yang salah, trauma akibat malposisi gigi geligi, radiks gigi yang tajam dan mengiritasi, tepi restorasi yang tajam, dan iritasi bakteri yang bersifat kronis. Jika epulis fibromatosa tidak segera dilakukan perawatan, maka dapat berkembang menjadi Ossifying Fibroid Epulis.[5,10,12]
Epulis Granulomatosa
Faktor risiko epulis granulomatosa adalah masuknya kotoran ke dalam soket pasca ekstraksi, yang ditunjang dengan oral hygiene yang buruk dari pasien.[4,5,11,12]
Epulis Fissuratum
Faktor risiko utama epulis fissuratum adalah penggunaan gigi tiruan yang sudah tidak baik namun tetap digunakan oleh pasien. Hal ini menyebabkan bagian iritatif dari gigi tiruan tersebut dapat mengiritasi jaringan gingiva secara terus menerus dan menginisiasi timbulnya epulis.[11,14]
Epulis Gravidarum
Faktor utama terjadinya epulis gravidarum adalah perubahan hormonal selama proses kehamilan.[4,11,12]
Epulis Angiomatosa
Faktor risiko epulis angiomatosa adalah trauma rekuren atau infeksi non-spesifik yang menyebabkan meningkatnya sensitivitas sel-sel inflamasi. Karena banyaknya pembuluh darah yang terlibat, lesi ini digolongkan sebagai lesi vaskuler.[4.11]
Epulis Gigantoseluler
Etiologi epulis jenis ini belum diketahui secara pasti, namun sering dikaitkan dengan trauma mekanis dan perubahan hormonal.[1,6 ]