Etiologi Glositis
Etiologi glositis dapat berupa infeksi mikroorganisme, iritasi kimia, alergi, defisiensi nutrisi, atau penyakit autoimun. Identifikasi etiologi dan pemilihan terapi yang sesuai dengan etiologi berperan penting untuk mengatasi glositis secara tuntas.
Infeksi Mikroorganisme
Infeksi mikroorganisme patogen adalah salah satu penyebab umum glositis. Bakteri, jamur, dan virus dapat menyebabkan inflamasi pada lidah. Contoh spesies bakteri yang dapat menyebabkan inflamasi pada lidah adalah Streptococcus mutans (S. mutans). Bakteri ini sering dikaitkan dengan karies. Namun, ternyata bakteri ini juga menginfeksi lidah dan menyebabkan glositis.[10-11]
Contoh spesies jamur yang dapat menyebabkan glositis adalah Candida albicans (C. albicans). Infeksi virus juga dapat menjadi etiologi, misalnya infeksi herpes simplex virus (HSV). Infeksi HSV pada mulut dapat memicu glositis herpetik, yang ditandai oleh lesi nyeri di lidah dan mukosa mulut.[10-11]
Iritasi Kimia
Paparan bahan kimia tertentu terhadap lidah dapat menyebabkan glositis iritatif. Hal ini mungkin terjadi akibat konsumsi makanan yang terlalu pedas, konsumsi alkohol, atau kebiasaan merokok. Iritasi ini menghasilkan peradangan dan nyeri pada lidah.[10-11]
Alergi
Reaksi alergi terhadap makanan, obat, atau bahan-bahan tertentu dapat menyebabkan glositis alergi. Proses ini melibatkan respons sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap antigen tertentu, yang mengakibatkan peradangan pada lidah.[10-11]
Defisiensi Nutrisi
Defisiensi nutrisi, terutama defisiensi vitamin B kompleks, zat besi, dan asam folat, telah dikaitkan dengan glositis. Kekurangan nutrisi-nutrisi ini mengganggu perkembangan sel-sel lidah dan menyebabkan perubahan pada struktur lidah.[10-11]
Anemia
Anemia defisiensi besi terutama disebabkan oleh kehilangan darah, seperti yang mungkin terjadi selama menstruasi atau perdarahan gastrointestinal. Hal ini sering menyebabkan glositis atrofi depapillated, yang menyebabkan lidah terlihat halus dan mengkilap. Kondisi ini disertai dengan pucatnya bibir dan selaput lendir lain. Pasien juga cenderung mengalami ulserasi mulut yang berulang dan cheilosis.[10-11]
Tampilan lidah pada anemia defisiensi besi telah digambarkan sebagai atrofi yang menyebar atau bercak-bercak dengan rasa sakit dan sensasi terbakar.[10-11]
Faktor Autoimun
Glositis juga dapat terkait kondisi autoimun seperti lupus eritematosus sistemik (SLE) dan sindrom Sjogren. Dalam kasus ini, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel lidah secara tidak wajar, menyebabkan inflamasi dan gejala glositis yang lain.[10-11]
Contoh gangguan autoimun yang lain adalah anemia pernisiosa. Anemia pernisiosa biasanya disebabkan oleh kerusakan autoimun pada sel parietal lambung. Sel-sel parietal mengeluarkan faktor intrinsik yang diperlukan untuk penyerapan vitamin B12. Kekurangan vitamin B12 menyebabkan anemia megaloblastik dan bermanifestasi sebagai glositis. Tampilan lidah pada defisiensi vitamin B12 digambarkan seperti daging sapi (merah menyala) dan perih.[10-11]
Faktor Risiko
Faktor genetik dan penyakit sistemik tertentu juga dapat meningkatkan risiko terjadinya peradangan pada lidah.
Faktor Genetik
Beberapa individu mungkin memiliki predisposisi genetik untuk glositis. Faktor genetik ini dapat membuat mereka lebih rentan terhadap reaksi inflamasi pada lidah.[10-11]
Penyakit Sistemik
Penyakit sistemik tertentu seperti HIV/AIDS, anemia, atau penyakit Crohn bisa memicu timbulnya glositis. Penyakit autoimun seperti SLE dan sindrom Sjogren juga mungkin menimbulkan glositis.[10-11]