Penatalaksanaan Halitosis
Penatalaksanaan halitosis secara umum adalah menggunakan cara mekanis atau kimia untuk mengurangi jumlah bakteri penyebab halitosis yang ada di dalam rongga mulut. Penatalaksanaan halitosis dilakukan setelah mengetahui etiologi secara pasti dari halitosis, yaitu faktor oral maupun ekstraoral.[6,9]
Selain dengan cara mekanis atau kimia, penatalaksanaan halitosis juga dapat dilakukan dengan photodynamic therapy (PDT).
Perubahan Perilaku
Cara-cara lain pernah dilaporkan seperti perubahan pola diet dan penggunaan permen karet. Namun, dari hasil-hasil penelitian, tidak ditemukan adanya signifikansi penurunan gejala halitosis setelah diterapi dengan cara-cara di atas.[14,15]
Selain itu, jika pasien juga memiliki kebiasaan buruk merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan tembakau (menyirih), maka disarankan untuk menghentikan kebiasaan tersebut agar halitosis dapat hilang dengan sempurna.[12]
Obat Kumur
Penggunaan obat kumur merupakan cara produk kimia mengurangi jumlah bakteri penyebab halitosis. Hal ini karena obat kumur mengandung berbagai macam agen antibakteri seperti cetylpyridinum chloride, chlorhexidine, zinc gluconate, zinc chloride, hydrogen peroxide, zinc lactate, amine fluorides, hinokitiol, chlorine dioxide, stannous fluoride dan minyak esensial.[6,14]
Tata Laksana Mekanis
Cara mekanis untuk mengurangi intensitas halitosis adalah dengan menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi mengandung fluor, membersihkan lidah dengan tongue scrapers atau tongue brushes, dan penggunaan dental floss pada sela-sela gigi untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang terselip.[9,15]
Cara mekanis juga dapat dilakukan oleh dokter gigi, contohnya adalah dengan melakukan scaling, root planing, brushing dengan pumice, pembersihan gigi tiruan jika pasien adalah pemakai gigi tiruan, serta perawatan pada karies profunda dan nekrosis atau gangrene pulpa.[6,15]
Halitosis Akibat Xerostomia dan Penyakit Lain
Selanjutnya, pada pasien halitosis yang disebabkan karena kondisi xerostomia, pastikan terlebih dahulu penyebab xerostomia. Apakah xerostomia tersebut disebabkan oleh gangguan fungsi kelenjar ludah, gangguan psikogenik, atau ada penyakit sistemik lain yang mendasarinya. Perlu dilakukan perawatan untuk menghilangkan penyebab xerostomia. Bersamaan dengan perawatan tersebut, dapat diberikan saliva artifisial agar xerostomia pasien tidak semakin parah.[9,14]
Jika ditemukan adanya penyakit sistemik lain, maka penting bagi dokter gigi untuk melakukan perawatan kolaboratif bersama dengan internist, agar tingkat kesembuhan halitosis pasien meningkat.[6,9]
Penulisan pertama oleh: drg. Fiesta Ellyzha Eka Hendraputri