Edukasi dan Promosi Kesehatan Hipokalemia
Edukasi dan promosi kesehatan pada hipokalemia bersifat multidisiplin terkait pencegahan dan deteksi dini kondisi yang mengancam nyawa dari hipokalemia. Modifikasi diet dapat dilakukan untuk meningkatkan asupan kalium, seperti pisang, tomat, jeruk, buah peach, bayam dan brokoli.[2,3]
Edukasi Pasien
Pasien dengan hipokalemia perlu di edukasi terkait adanya gejala palpitasi, kelemahan otot, poliuria maupun gejala-gejala yang dapat memicu hipokalemia seperti muntah dan diare untuk dapat segera menuju fasilitas kesehatan.
Selain itu, modifikasi diet juga diperlukan dengan menghindari asupan tinggi natrium/sodium yang berkaitan dengan meningkatnya ekskresi kalium dari ginjal dan meningkatkan konsumsi asupan tinggi kalium seperti pisang (1 mEq/ cm atau setara dengan 2 buah pisang besar untuk mendapatkan 40 mEq), tomat, jeruk, buah peach, bayam dan brokoli.[2,3]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Manajemen hipokalemia bersifat multidisiplin dikarenakan kondisi tersebut dapat terjadi di dalam maupun di luar fasilitas kesehatan. Tujuan utama pencegahan dan penatalaksanaan hipokalemia adalah mencegah maupun mengatasi komplikasi yang mengancam nyawa, mengganti kekurangan kalium dan mendiagnosis penyebab dasar.[4]
Studi oleh Pichitporn W et al mempelajari suplementasi kalium pada pasien hemodialisa. Hasil studi menemukan suplementasi kalium oral berbasis protokol untuk mempertahankan konsentrasi kalium serum kisaran 4‒5 mEq/L dapat mengurangi risiko peritonitis pada pasien hemodialisa yang mengalami hipokalemia.[8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini