Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Rhabdomyolysis general_alomedika 2022-07-07T10:50:36+07:00 2022-07-07T10:50:36+07:00
Rhabdomyolysis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Rhabdomyolysis

Oleh :
dr. Nindy Adhilah
Share To Social Media:

Rhabdomyolysis adalah sindrom yang ditandai dengan nekrosis otot dan pelepasan isi otot intraseluler ke dalam sirkulasi, yang mengakibatkan komplikasi nefrologis yang dapat mengancam jiwa. Gejala rhabdomyolysis bervariasi dari asimtomatik hingga gejala berat yang dapat mengancam nyawa.

Gejala klasik meliputi trias nyeri otot, kelemahan otot, serta myoglobinuria yang ditandai dengan urine berwarna merah gelap atau seperti teh. Pada pemeriksaan laboratorium, biasanya didapatkan peningkatan kadar kreatin kinase. Penegakan diagnosis penyebab definitif juga perlu dilakukan agar dapat mendapatkan terapi yang adekuat.[1,2,4]

Rhabdomyolysis1min Openi, 2015.

Penyebab rhabdomyolysis terdiri dari penyebab fisik atau traumatik dan penyebab nonfisik atau non traumatik. Penyebab fisik meliputi crush syndrome, trauma multipel, imobilisasi jangka panjang, oklusi arteri, serta aktivitas otot berlebihan seperti pada olahraga berat atau status epileptikus.

Penyebab non fisik meliputi penggunaan obat-obatan seperti obat golongan statin; serta infeksi, toksin, atau adanya gangguan genetik maupun gangguan metabolik pada otot. Pasien yang berisiko mengalami rhabdomyolysis misalnya mereka yang digigit ular berbisa, mengalami kecelakaan kendaraan bermotor, atau tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa bumi.[1-4,8]

Tata laksana rhabdomyolysis meliputi terapi suportif serta terapi definitif sesuai dengan penyebab yang mendasari. Penanganan kegawatdaruratan dan pemberian cairan perlu segera dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi gagal ginjal akut.

Contoh kegawatdaruratan adalah sindroma kompartemen yang dapat muncul akibat perburukan edema dari ekstremitas dan otot. Dengan penanganan yang adekuat sedini mungkin, luaran yang baik dapat dicapai.[2,5,8,13]

Cairan ringer laktat atau cairan salin normal merupakan cairan yang dapat diberikan untuk resusitasi pada rhabdomyolisis. Kecepatan awal 400 ml/jam disarankan, dengan target terapi keluaran urine 1 ml/kg/jam hingga 3 ml/kg/jam. Penggunaan natrium bikarbonat, manitol, maupun loop diuretic seperti furosemide tidak disarankan karena belum didukung bukti ilmiah adekuat.[1]

Referensi

1. Kodadek L, Carmichael Ii SP, Seshadri A, Pathak A, Hoth J, Appelbaum R, Michetti CP, Gonzalez RP. Rhabdomyolysis: an American Association for the Surgery of Trauma Critical Care Committee Clinical Consensus Document. Trauma Surg Acute Care Open. 2022 Jan 27;7(1):e000836. doi: 10.1136/tsaco-2021-000836.
2. De Guzman MM. Rhabdomyolysis. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1007814-overview
3. Stanley M, Chippa V, Aeddula NR, et al. Rhabdomyolysis. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448168/
4. Torres PA, Helmstetter JA, Kaye AM, Kaye AD. Rhabdomyolysis: Pathogenesis, Diagnosis, and Treatment. The Ochsner Journal. 2015; 15:58-69.
8. Shefner JM, Targoff IN, Dashe JF. Clinical manifestations and diagnosis of rhabdomyolysis. UpToDate. 2021. Dalakas MC. Inflammatory myopathies: update on diagnosis, pathogenesis and therapies, and COVID-19-related implications. Acta Myologica. 2020; 39(4): 289-301
13. Olson SA, Glasgow RR. Acute compartment syndrome in lower extremity musculoskeletal trauma. J Am Acad Orthop Surg 2005; 13:436.

Patofisiologi Rhabdomyolysis

Artikel Terkait

  • Peningkatan Risiko Rhabdomyolysis pada Penggunaan Statin Bersama Fibrat atau Clarithromycin
    Peningkatan Risiko Rhabdomyolysis pada Penggunaan Statin Bersama Fibrat atau Clarithromycin
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 08:05
Susp rhabdomyolisis ec intense fitness
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter, mau diskusi sy ada px L 25 th dgn obesitas. Dtg dgn keluhan bak merah baru 1 hari disertai nyeri2 otot seluruh badan. Ternyata 3 hari terakhir...
Anonymous
Dibalas 27 Maret 2024, 20:08
Rhabdomyolysis pada antikolesterol
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Pasien saya Ny. A (49 th) dtg dgn keluhan nyeri otot terasa dari paha hingga telapak kaki 2 hari terakhir ini. Pasien mengalami plantar fasciitis...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.