Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindroma Nefritik
Edukasi pasien dengan sindroma nefritik dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki gangguan fungsi ginjal, hipertensi dan proteinuria, dari diet dan aktivitas fisik, serta penjelasan pemberian kortikosteroid maupun imunosupresan yang bertujuan untuk mengontrol reaksi inflamasi. Kemungkinan dialisis pada keadaan gangguan ginjal yang mengancam nyawa juga perlu dijelaskan, terutama pada kelompok usia dewasa dengan sifat perjalanan penyakit yang kronik progresif.[27]
Promosi kesehatan pada pasien dengan sindroma nefritik dilakukan dengan menyampaikan kepada masyarakat, bahwa sindroma nefritik paling banyak terjadi sebagai komplikasi infeksi Streptococcus yang sampai saat ini belum ada vaksinnya, namun dapat dicegah penyebaran infeksinya dengan menutup mulut saat batuk dan bersin, mencuci tangan, dan mengurangi kontak dengan orang lain saat infeksi.[30]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien dengan sindroma nefritik dilakukan dengan menjelaskan bahwa penyakit ini menyebabkan gangguan fungsi ginjal yang pada anak bersifat self-limitting dan pada orang dewasa dapat menjadi kronik progresif, sehingga kemungkinan dilakukan dialysis juga perlu dijelaskan. Etiologi tersering adalah glomerulonefritis akut pasca Streptococcus (GNAPS), dimana pada anak sifatnya self-limiting dan akut, sehingga orang tua tidak perlu khawatir. Sindroma nefritik juga dapat terjadi sebagai komplikasi dari penyakit, seperti scarlet fever. Pada orang dewasa harus dijelaskan bahwa sebanyak 50-75% menjadi kronik progresif dengan risiko penyakit ginjal kronis, sehingga terapi ke depannya harus direncanakan dan didiskusikan dengan baik kepada pasien.
Pemeriksaan urinalisis dan pemeriksaan penunjang lainnya dapat diinformasikan kepada pasien dengan gambaran klinis sindroma nefritik dengan tujuan menentukan derajat keparahan penyakit, etiologi dan strategi pengobatan selanjutnya.
Selain itu, pertimbangan pemberian kortikosteroid dan imunosupresan, seperti siklofosfamid harus diinformasikan kepada pasien, termasuk efek samping obat.
Hipertensi dan Modifikasi Gaya Hidup
Kontrol tekanan darah dengan adanya hipertensi serta proteinuria pada pasien dengan sindroma nefritik sangat diperlukan untuk mencegah gangguan fungsi ginjal dengan lebih lanjut.
Modifikasi gaya hidup seperti olahraga yang teratur, mengontrol berat badan serta berhenti merokok adalah penanganan awal yang penting pada sindroma nefritik, di samping tatalaksana farmakologi untuk hipertensi dan proteinuria.
Diet:
Diet memegang peranan penting dalam penatalaksanaan sindroma nefritik untuk mengontrol hipertensi, proteinuria, retensi cairan dan edema, serta manifestasi klinis lainnya. Pembatasan garam menjadi 2 gram/hari, diet rendah protein 0,8-1 gram/kgbb/hari, dan restriksi cairan diperlukan. Perhitungan konsumsi cairan yaitu dengan menambahkan jumlah urin, dengan insensible water loss (20-25 ml/kgbb/ hari) dan jumlah keperluan cairan pada setiap kenaikan suhu dari normal (10 ml/kgbb/hari).[1,3,5,23]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit pada sindrom nefritik kontrol infeksi Streptococcus grup A yang merupakan etiologi tersering pada penyakit ini. Kontrol infeksi ini dapat meliputi menutup mulut saat batuk dan bersin, mencuci tangan, dan mengurangi kontak dengan orang lain saat infeksi. Vaksinasi untuk Streptococcus grup A belum ada, sehingga pencegahan penularan infeksi ini sangat diperlukan.[30]