Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Sindroma Nefritik general_alomedika 2022-11-30T08:27:43+07:00 2022-11-30T08:27:43+07:00
Sindroma Nefritik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Sindroma Nefritik

Oleh :
dr.Samuel Bungaran Partahi Saud Manalu
Share To Social Media:

Penatalaksanaan sindroma nefritik meliputi penanganan hipertensi, proteinuria, terapi antibiotik dan penggunaan imunosupresan. Pada pasien yang mengalami gangguan ginjal berat, dimana terapi medikamentosa sudah tidak dapat lagi memperbaiki klinis pasien, terapi pengganti ginjal (dialisis) dapat diindikasikan.

Terapi Nonfarmakologis

Terapi non-farmakologis sindroma nefritik meliputi modifikasi diet dan aktivitas fisik.

Diet

Diet yang disarankan pada pasien dengan sindroma nefritik pada dasarnya bertujuan untuk regulasi cairan dan tekanan darah, karena adanya retensi cairan dan edema. Pasien disarankan untuk membatasi jumlah kalori yang dikonsumsi, menjalankan diet rendah natrium dan kalium, rendah protein, serta restriksi cairan.[3,23]

Pada keadaan akut, pasien disarankan untuk membatasi jumlah kalori, menjadi sebanyak 35 kal/kgbb/hari, dengan jumlah garam natrium sebanyak 2 gram/hari, serta kalium <70-90 mEq/hari. Restriksi protein disarankan karena adanya proteinuria, dengan anjuran per hari sebanyak 0,8-1 gram/kgbb/hari. Pasien juga disarankan untuk membatasi konsumsi cairan, yaitu dengan perhitungan jumlah urin, ditambah insensible water loss (20-25 ml/kgbb/ hari) dan jumlah keperluan cairan pada setiap kenaikan suhu dari normal (10 ml/kgbb/hari).[1,5,23]

Medikamentosa

Terapi medikamentosa pada sindroma nefritik meliputi penatalaksanaan hipertensi dan proteinuria, yang merupakan komplikasi tersering yang ditemukan pada sindoma nefritik. Selain itu, kortikosteroid dan imunosupresan juga diberikan untuk menekan reaksi inflamasi yang terjadi, agar tidak terjadi kerusakan ginjal yang lebih berat.

Pada keadaan dimana sindroma nefritik disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik sesuai kultur dapat diberikan. Terapi pengganti ginjal (dialisis) dilakukan pada keadaan dimana terapi medikamentosa sudah tidak dapat memperbaiki fungsi ginjal.

Hipertensi dan Proteinuria

Hipertensi dan proteinuria adalah salah satu klinis yang sering ditemukan pada sindroma nefritik. Regulasi tekanan darah sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan mengurangi progresivitas penurunan laju filtrasi glomerulus atau glomerular filtration rate. Rekomendasi target ideal tekanan darah pada penyakit ini adalah 130/80 atau tekanan darah sistolik dan diastoliknya dibawah persentil ke 50 sesuai usia dan jenis kelamin.[1,5]

Terapi farmakologi lini pertama adalah golongan angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACE-I), misalnya captopril, dan angiotensin II receptor blockers (ARB), seperti losartan dan valsartan. Pemberian ACE-I dapat dikombinasi dengan diuretik, seperti furosemide untuk membantu ekskresi natrium dan cairan.[1,5]

Penggunaan ACE-I dan ARB juga dapat membantu mengurangi proteinuria karena dapat mengurangi tekanan intraglomerulus dengan menghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron.[5,24]

Penggunaan Kortikosteroid dan Imunosupresan

Pemberian kortikosteroid atau imunosupresan lainnya diberikan berdasarkan derajat keparahan penyakit pasien, frekuensi relaps, risiko gagal ginjal stadium akhir, dan angka harapan hidup. Kortikosteroid yang disarankan, antara lain prednison dan methylprednisolon dengan pertimbangan dosis sesuai klinis.[5]

Hal lain yang harus diperhatikan adalah penggunaan bisphosphonates (kecuali pada gagal ginjal) untuk meminimalisir risiko osteoporosis pada penggunaan kortikosteroid jangka panjang. Selain itu, risiko infertilitas baik pria maupun infertilitas wanita juga harus diperhatikan pada pemberian imunosupresan, seperti siklofosfamid and chlorambucil, karena bersifat gonadotoxic.[5]

Antibiotik

Antibiotik dapat diberikan pada keadaan dimana didapatkan hasil hapusan tenggorok atau kulit positif Streptococcus atau setelah didapatkan hasil kultur positif. Antibiotik yang digunakan saat ini adalah amoksisilin 50 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis maupun penisilin, dan apabila pasien alergi penisilin, dapat diberikan erythromycin 250 mg tiap 6 jam untuk dewasa dan 40 mg/KbBB untuk anak-anak selama 7 sampai 10 hari.[1,5]

Dialisis

Dialisis pada sindroma nefritik diindikasikan pada gangguan ginjal serius, seperti di bawah ini, yang tidak dapat diobati dengan terapi medikamentosa. Seringkali dialisis hanya diperlukan pada fase akut untuk life saving.

Indikasi dialisis pada sindroma nefritik antara lain:

  • Klinis overload cairan yang mengancam nyawa, seperti edema paru akut, gagal jantung, dan hipertensi
  • Hiperkalemia (kadar kalium serum >6,5 mEq/L)
  • Uremia, yaitu kadar BUN di antara 89 sampai dengan 100 mg/dL[27]

Referensi

1. Rauf S, Husein A, Aras J. Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus. Unit Kerja Koord Nefrol Ikat Dr Anak Indones. 2012;13–4.
3. Hashmi MS, Pandey J. Nephritic Syndrome. In: StatPearls . Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562240/
5. Cattran DC, Feehally J, Cook HT, Liu ZH, Fervenza FC, Mezzano SA, et al. Kidney disease: Improving global outcomes (KDIGO) glomerulonephritis work group. KDIGO clinical practice guideline for glomerulonephritis. Kidney Int Suppl. 2012;2(2):139–274.
23. Novitasari DA, Samsu N. Challenges in Diagnostic and Management of Nephritic Syndrome in Diabetic Nephropathy Patient: a Case Report. CRJIM. Vol. 2 No. 1 (2021). DOI: https://doi.org/10.21776/ub.crjim.2021.002.01.7
24. Athavale A, Roberts DM. Management of proteinuria: blockade of the renin–angiotensin–aldosterone system. Aust Prescr 2020;43:121-5. DOI: https://doi.org/10.18773/austprescr.2020.021
27. Niaudet P. Poststreptococcal glomerulonephritis. Uptodate. 2020.

Diagnosis Sindroma Nefritik
Prognosis Sindroma Nefritik

Artikel Terkait

  • Peran Mycophenolate Sodium pada Nefritis Lupus
    Peran Mycophenolate Sodium pada Nefritis Lupus
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 18 Januari 2023, 20:33
Edema pada anak usia 2,5 tahun dengan diagnosis mengarah glomerulonefritis akut
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok, selamat sore dok...Anak perempuan usia 2,5 tahun datang dengan keluhan bengkak sejak 3 hari.Orang tua pasien mengataka wajah anaknya serasa beurbah...
dr. Felicia
Dibalas 09 Agustus 2022, 12:33
Cystatin-C dapat Digunakan untuk Menghitung Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr. Felicia
2 Balasan
ALO DokterCystatin-C dipecah di tubulus ginjal untuk didaur ulang. Studi menunjukkan bahwa peningkatan kadar cystatin-C pada serum berhubungan erat dengan...
dr. Winardi Emmanuel Setiawan
Dibalas 17 November 2021, 21:07
Adult Acute Glomerulonephritis
Oleh: dr. Winardi Emmanuel Setiawan
3 Balasan
Alo Dokter, ijin sharing dan minta pendapat dokter sekalian.Pasien wanita, nona, usia 24 th datang dengan keluhan diare warna coklat, ampas > air tanpa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.