Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Sindroma Nefritik general_alomedika 2022-05-24T08:33:43+07:00 2022-05-24T08:33:43+07:00
Sindroma Nefritik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Sindroma Nefritik

Oleh :
dr.Samuel Bungaran Partahi Saud Manalu
Share To Social Media:

Etiologi sindroma nefritik secara umum adalah proses inflamasi yang terjadi akibat peristiwa autoimun yang didahului oleh infeksi atau kelainan genetik. Beberapa contoh penyakit yang menjadi etiologi sindroma nefritik, antara lain systemic lupus erythematosus (SLE), vaskulitis, infeksi virus dan bakteri, serta Berger’s disease.

Glomerulonefritis Akut pasca Streptococcus (GNAPS)

Glomerulonefritis akut pasca Streptococcus (GNAPS) merupakan etiologi tersering dari sindroma nefritik. Keadaan ini juga dapat terjadi sebagai komplikasi penyakit scarlet fever. Proses inflamasi yang terjadi pada GNAPS diinduksi oleh infeksi Streptococcus beta hemolyticus grup A yang memiliki kemampuan untuk memproduksi neuraminidase. Enzim ini diduga memecah asam sialat pada Immunoglobulin G (IgG).

Kekurangan asam sialat dapat menyebabkan perubahan aliran listrik pada kompleks imun dan juga sawar penyaringan polianion pada glomerulus. Gangguan ini kemudian memfasilitasi penetrasi material penyebab nefritis pada jaringan ginjal. Selain itu, IgG yang abnormal tersebut kemudian akan dikenali sebagai antigen sehingga memicu pembentukan kompleks imun.[6]

Sindroma Alport

Sindroma Alport merupakan penyakit genetik yang diturunkan dengan tanda khas  penyakit ginjal, tuli sensorineural, dan kelainan mata. Penyakit ini terbagi menjadi tiga model turunan, yaitu; X-linked Alport Syndrome (XLAS), Autosomal recessive AS (ARAS) dan Autosomal dominant AS (ADAS). Kelainan genetik ini menyebabkan penebalan dan penipisan membran basal glomerulus serta penipisan dan pelepasan lamina densa.[8]

Berger’s Disease (IgA Nephropathy)

Berger’s disease (IgA Nephropathy) merupakan penyakit glomerulus paling tinggi prevalensinya di seluruh dunia. Gejala nefritis pada penyakit ini diawali dengan masalah pada salah satu sub-tipe nya yaitu IgA1 dengan segmen rantai beratnya yang mengandung asam amino serine dan threonine yang banyak dan tidak terdapat pada IgA2.

Segmen ini merupakan tempat dimana O-linked glycans menempel. Pembentukan glycans ini sendiri diinisiasi oleh penempelan N-acetylgalactosamine kepada oksigen pada salah satu asam amino tersebut. Selanjutnya N-acetylgalactosamine juga akan berikatan dengan baik galaktosa maupun asam sialat.[9]

Ketika terjadi kegagalan penempelan galaktosa maka IgA1 yang beredar adalah IgA1 dengan galactose-deficient (Gd-IgA1). Gd-IgA1 kemudian dianggap antigen dan ketika jumlahnya banyak akan menempel dengan antibodi yang akan membentuk kompleks imun yang selanjutnya mengakibatkan kerusakan pada ginjal khususnya glomerulus.[9]

Henoch-Schonlein Purpura (HSP)

Henoch-Schonlein purpura (HSP) atau yang dikenal juga dengan IgA vasculitis merupakan penyakit yang lebih sering diderita anak-anak dibanding orang dewasa. Nefritis pada penyakit ini umumnya muncul hanya pada 30-50% kasus yang pada umumnya ringan dan hanya sedikit yang berkembang menjadi gagal ginjal atau sindroma nefrotik.[10]

Mirip dengan IgA nephropathy, HSP nefritis terjadi karena penumpukan kompleks imun IgA1 pada mesangium, subepitel dan subendotel. Hal ini terjadi akibat penyimpangan proses glikosilasi dari IgA1 hingga terbentuk galaktose-deficient IgA1 yang kemudian dikenali sebagai antigen oleh IgG.[10]

Gejala nefritis pada HSP umumnya ringan dan dapat sembuh sendiri. Perbedaan mendasar antara HSP dan IgA nephropathy adalah bahwa HSP lebih sering terjadi pada anak-anak, lebih bersifat sistemik dan juga menyerang pembuluh darah di tempat lain seperti saluran cerna, jaringan ikat, sendi hingga skrotum. Sedangkan, IgA Nephropathy hanya terlokalisir di ginjal dan biasanya menyerang dewasa muda.[10,11]

Subacute Bacterial Endocarditis (SBE)

Subacute bacterial endocarditis (SBE) merupakan endokarditis infeksi yang biasa disebabkan oleh grup viridans dari bakteri Streptococcus. Durasi gejala dapat mencapai beberapa minggu atau bulan, sehingga disebut subakut.[12]

Sama seperti etiologi lainnya, nefritis yang terjadi pada SBE juga akibat kompleks imun yang melibatkan anti-neutrophil cytoplasmic antibodies (ANCA) dengan proteinase 3 (PR3) dan/ atau myeloperoxidase (MPO).[13]

Glomerulonefritis akibat Infeksi Staphylococcus

Proses yang terjadi umumnya sama dengan penyebab lain yaitu akibat adanya penumpukan kompleks imun. Pada etiologi ini kompleks imun menyebabkan proliferasi endokapiler dan infiltrasi neutrofil hingga terjadi proliferasi mesangium. Glomerulonefritis akibat Staphylococcus umumnya diderita oleh pasien dengan endokarditis Staphylococcus.[3]

Referensi

3. Hashmi MS, Pandey J. Nephritic Syndrome. In: StatPearls . Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562240/
6. Mosquera J, Pedreañez A. Acute post-streptococcal glomerulonephritis: analysis of the pathogenesis. Int Rev Immunol. 2021;40(6):381–400. https://doi.org/10.1080/08830185.2020.1830083
8. Nozu K, Nakanishi K, Abe Y, Udagawa T, Okada S, Okamoto T, et al. A review of clinical characteristics and genetic backgrounds in Alport syndrome. Clin Exp Nephrol. 2019;23(2):158–68. http://dx.doi.org/10.1007/s10157-018-1629-4
9. Rajasekaran A, Julian BA, Rizk D V. IgA Nephropathy: An Interesting Autoimmune Kidney Disease: IgA Nephropathy. Am J Med Sci. 2021;361(2):176–94.
10. Pohl M. Henoch-Schönlein purpura nephritis. Pediatr Nephrol. 2015 Feb;30(2):245-52. doi: 10.1007/s00467-014-2815-6. Epub 2014 Apr 15. PMID: 24733586.
11. Tan J, Tang Y, Xu Y, Yan S, Xu Y, Tan L, et al. The Clinicopathological Characteristics of Henoch-Schönlein Purpura Nephritis with Presentation of Nephrotic Syndrome. Kidney Blood Press Res. 2019;44(4):754–64.
12. Talha KM, Desimone DC, Sohail MR, Baddour LM. Pathogen influence on epidemiology, diagnostic evaluation and management of infective endocarditis. Heart. 2020;106(24):1878–82.
13. Bele D, Kojc N, Perše M, Černe Čerček A, Lindič J, Aleš Rigler A, et al. Diagnostic and treatment challenge of unrecognized subacute bacterial endocarditis associated with ANCA-PR3 positive immunocomplex glomerulonephritis: A case report and literature review. Vol. 21, BMC Nephrology. 2020.

Patofisiologi Sindroma Nefritik
Epidemiologi Sindroma Nefritik

Artikel Terkait

  • Peran Mycophenolate Sodium pada Nefritis Lupus
    Peran Mycophenolate Sodium pada Nefritis Lupus
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 18 Januari 2023, 20:33
Edema pada anak usia 2,5 tahun dengan diagnosis mengarah glomerulonefritis akut
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok, selamat sore dok...Anak perempuan usia 2,5 tahun datang dengan keluhan bengkak sejak 3 hari.Orang tua pasien mengataka wajah anaknya serasa beurbah...
dr. Felicia
Dibalas 09 Agustus 2022, 12:33
Cystatin-C dapat Digunakan untuk Menghitung Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr. Felicia
2 Balasan
ALO DokterCystatin-C dipecah di tubulus ginjal untuk didaur ulang. Studi menunjukkan bahwa peningkatan kadar cystatin-C pada serum berhubungan erat dengan...
dr. Winardi Emmanuel Setiawan
Dibalas 17 November 2021, 21:07
Adult Acute Glomerulonephritis
Oleh: dr. Winardi Emmanuel Setiawan
3 Balasan
Alo Dokter, ijin sharing dan minta pendapat dokter sekalian.Pasien wanita, nona, usia 24 th datang dengan keluhan diare warna coklat, ampas > air tanpa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.