Epidemiologi Sindroma Nefritik
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa sindroma nefritik lebih sering terjadi pada mereka yang berusia kurang dari 18 tahun, dengan insidens 7 kasus baru per 100000 anak. Pada usia anak-anak, sindroma nefritik lebih sering terjadi pada laki-laki, namun pada usia remaja tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.[22]
Global
Glomerulonefritis post Streptococcal (poststreptococcal glomerulonephritis/PSGN) merupakan penyebab tersering sindroma nefritik yang ditemukan pada anak, dan terutama ditemukan pada negara berkembang. Kelompok usia yang berisiko mengalami PSGN adalah anak usia 5-12 tahun dan lansia usia 60 tahun ke atas. Dari 470000 kasus baru PSGN di seluruh dunia, sebanyak 97% terjadi pada area dengan status sosioekonomi yang rendah, dengan insidens per tahun berada di antara 9-28 kasus per 100000 individu.[28,29]
Mcgrogan et al pada tahun 2011 melakukan studi epidemiologi melalui penelitian systematic review untuk melihat insidensi glomerulonefritis primer di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Kanada, Australasia dan Timur Tengah.[14]
Pada penelitian ini didapatkan insidensi pada orang dewasa sebesar 0.2/100000/tahun untuk glomerulonefritis membrano-proliferative, 0.2/100000/tahun untuk glomerulonefritis mesangio-proliferative, 0.8/100000/tahun untuk glomerulosklerosis focal segmental, 1.2/100000/tahun untuk membranous nephropathy dan 2.5/100000/tahun untuk IgA nephropathy.[14]
Insidensi pada anak lebih rendah, yaitu 0.1/100000/tahun, dengan pengecualian pada minimal change disease dimana insiden yang terlapor sekitar 2.0/100000/tahun pada anak Kaukasia, namun insiden lebih tinggi ditemukan pada anak Arab (9.2/100000/tahun) dan anak Asia (6.2–15.6/100000/tahun).[14]
Indonesia
Data epidemiologi mengenai sindroma nefritik ataupun glomerulonefritis di Indonesia masih sangat terbatas. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Albar dan Rauf pada tahun 2005 ditemukan bahwa pada pasien anak glomerulonefritis akut umumnya terjadi pada rentang usia 2,5 hingga 15 tahun dengan yang terbanyak pada usia 8,5 tahun. Pasien umumnya datang dari keluarga dengan sosioekonomi yang rendah (68,9%) dan pendidikan rendah (82%).[15]
Mortalitas
Studi epidemiologi mengenai angka mortalitas sindroma nefritis masih belum banyak dilakukan. Studi yang dilakukan Wetmore et al pada tahun 2016 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa angka kematian pasien glomerulonefritis sekitar 3.9 kali lipat lebih tinggi untuk glomerulonefritis sekunder dan 2.7 kali lebih tinggi untuk glomerulonefritis primer dibanding orang yang bukan penderita glomerulonefritis.[16]