Edukasi dan Promosi Kesehatan Aneurisma Otak
Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien aneurisma otak atau aneurisma serebral berupa penjelasan mengenai faktor risiko aneurisma, pilihan tata laksana yang dapat diberikan, serta komplikasi dan prognosis jika terjadi ruptur aneurisma. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan memantau tekanan darah dan berhenti merokok.[1,8]
Edukasi Pasien
Aneurisma otak dapat tidak bergejala dan ditemukan tidak sengaja pada pemeriksaan angiografi kepala. Penting untuk menentukan tata laksana yang sesuai berdasarkan faktor-faktor risiko yang ada serta melakukan follow up berkelanjutan jika diputuskan untuk tata laksana konservatif. Keputusan tata laksana yang sesuai mempertimbangkan kemungkinan ruptur aneurisma, lokasi dan ukuran, serta morfologi dari aneurismanya serta faktor dari pasien itu sendiri.[1]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian aneurisma otak berupa pemeriksaan skrining masih menjadi perdebatan. Skrining biasanya dilakukan pada pasien yang memiliki riwayat aneurisma di keluarga, serta pasien dengan sindrom herediter. Namun, saat ini belum ada pedoman kapan skrining ini harus dilakukan.[8]
American Heart Association (AHA) belum merekomendasikan skrining secara luas pada masyarakat umum. Pencitraan computed tomography angiography (CTA) dan magnetic resonance angiography (MRA) direkomendasikan untuk pasien dengan dua atau lebih anggota keluarganya yang mengalami aneurisma atau SAH, khususnya pasien dengan riwayat hipertensi dan perokok.[10]
Korean Clinical Practice Guidelines for unruptured intracranial aneurysm merekomendasikan skrining aneurisma otak dilakukan pada pasien yang termasuk dalam salah satu dari 3 kategori berikut:
- Pasien yang memiliki 2 atau lebih kerabat terdekat yang menderita aneurisma otak
- Pasien dengan autosomal dominant polycystic kidney disease (ADPKD)
- Skrining rutin pada pasien aneurisma baru yang sebelumnya ditangani karena SAH akibat ruptur aneurisma[6]