Pendahuluan Aneurisma Otak
Aneurisma otak atau aneurisma serebral adalah dilatasi abnormal pembuluh darah otak yang membesar serta berisiko mengalami ruptur sewaktu-waktu, sehingga dapat menyebabkan perdarahan subarachnoid atau intrakranial.
Aneurisma terkadang tidak menimbulkan gejala. Namun, jika aneurisma menekan saraf dan jaringan sekitarnya, atau mengalami ruptur dan menyebabkan perdarahan otak, maka akan dapat menimbulkan gejala berupa nyeri kepala berat (thunderclap headache), penurunan kesadaran, mual, muntah, dan fotofobia.
Aneurisma otak merupakan penyakit degeneratif yang non-kongenital dan bersifat kompleks karena melibatkan faktor risiko lingkungan, genetik, dan juga faktor aneurismanya itu sendiri.[1–3]
Aneurisma otak seringkali terjadi pada area sekitar bifurkasio (percabangan pembuluh darah besar). Hal ini karena struktur pembuluh darah area sekitar bifurkasio dengan tunika media tipis. Terkadang lamina elastik internalnya terfragmentasi atau bahkan tidak ada sama sekali pada dinding pembuluh darahnya.
Sekitar 85% aneurisma otak terletak pada sirkulasi anterior sirkulus Willisi. Namun, aneurisma yang terletak pada sirkulasi posterior memiliki risiko ruptur yang lebih besar.[1,4]