Patofisiologi Aneurisma Otak
Patofisiologi aneurisma otak atau aneurisma serebral secara pasti belum diketahui. Diduga adanya defek dan degenerasi matriks ekstraseluler, stres hemodinamik, serta adanya respons inflamasi menjadi komponen yang menyebabkan rapuhnya struktur dinding pembuluh darah.[3]
Defek dan Degenerasi Matriks Ekstraseluler
Matriks ekstraseluler merupakan struktur yang terus menerus mengalami remodeling. Matrix metalloproteinase (MMP) dan inhibitor jaringan metalloproteinase memediasi proses degradasi dan remodeling dari matriks ekstraseluler ini. Ketidakseimbangan keduanya berkontribusi menyebabkan aneurisma otak.[3]
Selain itu, pembuluh darah arteri terdiri dari ikatan silang elastin dan kolagen. Lysyl oxidase (LOX) adalah enzim copper-dependent yang berperan penting dalam sintesis elastin. Defisiensi copper atau tembaga didalam tubuh dapat menyebabkan gangguan aktivitas LOX dan melemahkan dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan aneurisma.[3]
Defek matriks ekstraseluler ini juga terdeteksi terjadi pada pasien osteogenesis imperfecta, sindrom Ehlers-Danlos, dan sindrom Marfan, yang seringkali berhubungan dengan insiden terjadinya aneurisma otak.[3]
Stress Hemodinamik
Aneurisma otak seringkali terjadi pada area dengan stress hemodinamik yang besar, seperti pada area arteri komunikans anterior, arteri komunikans posterior, bifurkasio arteri serebri media, dan bifurkasio arteri basilar. Hal tersebut terjadi karena pada area percabangan atau bifurkasio dengan sudut yang besar mengalami turbulensi paling besar. Tegangan turbulensi yang besar ini menyebabkan kerusakan sel endotel, degenerasi otot polos, dan penipisan tunika media.[3]
Selain itu, perubahan hemodinamik ini juga akan merangsang sel otot polos dan endotel melepaskan matrix metalloproteinase-2 (MMP-2) dan matrix metalloproteinase-9 (MMP-9) yang menyebabkan degradasi matriks ekstraseluler yang juga berperan dalam terbentuknya aneurisma otak.[3]
Kebiasaan merokok juga berperan dalam terbentuknya aneurisma otak. Merokok dapat menyebabkan stressor dinding pembuluh darah yang diinduksi nikotin.[3]
Respons Inflamasi
Stressor hemodinamik yang tinggi mengganggu fungsi endotel dan dapat mengaktifkan sel-sel inflamasi pada tunika media. Secara histologis, didapatkan adanya inflamasi akut dan kronik serta degenerasi pada dinding tunika media pembuluh darah yang mengalami aneurisma.[3]