Epidemiologi Aneurisma Otak
Data epidemiologi menunjukkan prevalensi aneurisma otak atau aneurisma serebral di seluruh dunia mencapai sekitar 3,2% dengan rata-rata usia berkisar 35–40 tahun. Aneurisma otak merupakan dilatasi abnormal pembuluh darah otak yang membesar dan berisiko mengalami ruptur sewaktu-waktu. Aneurisma otak seringkali tidak menimbulkan gejala.[1,5]
Global
Prevalensi terjadinya aneurisma otak secara global sekitar 3,2% dari seluruh penduduk dunia. Usia rata-rata berkisar 35–60 tahun, dengan rasio wanita dan laki-laki adalah 3:2, tetapi rasio wanita dan laki-laki ini sama pada kelompok usia <40 tahun.
Di Amerika Serikat, prevalensinya sekitar 2,8% dari penduduknya. Sedangkan untuk risiko aneurisma otak mengalami ruptur perdarahan subarachnoid (subarachnoid bleeding, SAH) sekitar 10 dari 100.000 kasus.[1,5]
Indonesia
Saat ini belum ditemukan data epidemiologi aneurisma otak di Indonesia.
Mortalitas
Kematian pada kasus aneurisma otak kebanyakan disebabkan karena ruptur aneurisma yang menyebabkan SAH. Mortalitas akibat SAH yang disebabkan karena aneurisma sekitar 20% kasus, sisanya sekitar 30–40% mengalami kecacatan.[5]