Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Cedera Otak Traumatik karyanti 2022-08-29T14:23:48+07:00 2022-08-29T14:23:48+07:00
Cedera Otak Traumatik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Cedera Otak Traumatik

Oleh :
dr.Samuel Bungaran Partahi Saud Manalu
Share To Social Media:

Epidemiologi dari cedera otak traumatik sering dirujuk sebagai sebuah “silent endemic” yang semakin menjadi perhatian terkait kesehatan masyarakat dan menjadi kontributor terbesar dari kematian dan kecacatan di tingkat global diantara semua cedera yang berhubungan dengan trauma. Estimasi epidemiologi dari cedera otak traumatik di Indonesia sangat sulit didapatkan akibat banyaknya kejadian trauma yang tidak terdokumentasi. Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa di Amerika Serikat dan Selandia Baru terdapat 500-800 kasus baru dari cedera otak traumatik per 100000 populasi setiap tahunnya.[13]

Global

Secara global berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewan et al pada tahun 2019 didapati sekitar 69 juta orang diseluruh dunia mengalami cedera otak traumatik setiap tahunnya. Proporsi akibat kecelakaan di jalan, yang paling besar berasal dari Afrika dan Asia Tenggara tercatat sebesar 56%, dan yang terendah di Amerika Utara yakni, sebesar 25%. 

Insiden kecelakaan lalu lintas sendiri memiliki kemiripan antara Asia tenggara (1,5% dari populasi) dengan Eropa (1,2% dari populasi). Secara keseluruhan insiden cedera otak traumatik per 100000 penduduk yang terbesar adalah Amerika Utara dan Eropa serta paling sedikit di Afrika dan Mediterania Timur. Negara dengan pendapatan menengah kebawah memiliki proporsi kejadian cedera otak traumatik tiga kali lebih banyak dibanding Negara berpendapatan tinggi.[13]

Indonesia

Penelitian epidemiologi cedera otak traumatik di Indonesia masih sangat terbatas dan masih banyak kasus yang tidak terlapor. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 didapati bahwa cedera kepala merupakan cedera tersering ketiga dengan dengan proporsi 11,9% setelah cedera pada anggota gerak bawah dan anggota gerak atas.[14]

Mortalitas

Mortalitas dari cedera otak traumatik pada umumnya berhubungan dengan perdarahan intrakranial. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al pada tahun 2017 menunjukkan bahwa angka kematian akibat cedera otak traumatik masih tergolong stabil dan tinggi di Tiongkok antara tahun 2006 hingga 2013 yaitu 12,99 hingga 17,06 kasus per 100000 penduduk.{15,16}

Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Brazinova et al pada tahun 2021 didapati angka kematian akibat cedera otak traumatik berkisar antara 9 hingga 28,1 per 100000 penduduk diantara negara-negara Eropa.[15,16]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gold Tampubolon

Referensi

13. Dewan MC, Rattani A, Gupta S, Baticulon RE, Hung YC, Punchak M, et al. Estimating the global incidence of traumatic brain injury. J Neurosurg. 2019;130(4):1080–97.
14. Riskesdas K. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). J Phys A Math Theor. 2018;44(8):1–200.
15. Cheng P, Yin P, Ning P, Wang L, Cheng X, Liu Y, et al. 1 Descartado. PLoS Med. 2017;14(7):1–22.
16. Brazinova A, Rehorcikova V, Taylor MS, Buckova V, Majdan M, Psota M, et al. Epidemiology of Traumatic Brain Injury in Europe: A Living Systematic Review. J Neurotrauma. 2021;38(10):1411–40.

Etiologi Cedera Otak Traumatik
Diagnosis Cedera Otak Traumatik

Artikel Terkait

  • Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
    Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
  • Intubasi pada Pasien Penurunan Kesadaran
    Intubasi pada Pasien Penurunan Kesadaran
  • Anak Muntah Setelah Cedera Kepala: Perlu CT Scan atau Tidak
    Anak Muntah Setelah Cedera Kepala: Perlu CT Scan atau Tidak
  • Serba-serbi Glasgow Coma Scale (GCS)
    Serba-serbi Glasgow Coma Scale (GCS)
  • Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi pada Fraktur Basis Cranii
    Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi pada Fraktur Basis Cranii

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.dr Ahmad krinein
Dibalas 14 April 2025, 09:18
Apa pertolongan pertama (berupa obat) pada pasien dengan cidera kepala GCS 10
Oleh: dr.dr Ahmad krinein
2 Balasan
Alo Dokter. Saya memiliki pasien cidera kepala dfn gcs 10 untuk pertolongan pertama apa obat yv saya kasih
Anonymous
Dibalas 30 Desember 2024, 13:27
Vitamin C untuk Cephalhematoma
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien perempuan usia 53 tahun datang ke IGD dengan benjolan Cephalhematoma di regio ocipitalis dengan ukuran 7x7 cm setelah...
Anonymous
Dibalas 24 Juli 2024, 10:03
Reflek cahaya negatif pada pasien GCS E1V ETT M4
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin diskusi. Pasien laki-laki usia 40 tahun post kraniotomi evakuasi perdarahan ec ICH. 2 jam post op TD menurun 50/32 mmHg, diberikan dobutamin...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.