Patofisiologi Cerebral Palsy
Patofisiologi cerebral palsy melibatkan kerusakan pada beberapa area otak yang menyebabkan gangguan perkembangan otak pada masa awal perkembangan, yakni dari masa prenatal hingga masa awal postnatal. Gangguan yang terjadi bersifat permanen dan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya.[4,6]
Potensi Gangguan Perkembangan Otak Selama Kehamilan
Trimester pertama kehamilan sampai usia kehamilan 24 bulan adalah masa neurogenesis kortikal. Proses ini bisa diganggu oleh defisit genetik, infeksi, hipoksia, atau toksin dan menyebabkan malformasi otak.
Pada tahap kedua kehamilan sampai kelahiran dan masa awal kehidupan, terjadi perkembangan dan pertumbuhan otak seperti pertumbuhan akson dan dendrit, myelinasi, dan pembentukan sinaps. Pada tahap ini, berbagai proses yang bisa menyebabkan iskemia dan hipoksia bisa mengganggu perkembangan dan merusak otak, sehingga berisiko menyebabkan cerebral palsy.[4,6]
Kaitan Hipoksia Otak dan Cerebral Palsy
Cerebral palsy sering dikaitkan dengan terjadinya hipoksia di masa perinatal atau perkembangan awal. Hipoksia dan asfiksia dapat menyebabkan kematian sel dan kehilangan proses sel sebagai respon terhadap sitokin proinflamasi, stres oksidatif, dan pelepasan glutamat yang berlebihan, kemudian memicu kaskade eksitotoksik.
Gangguan suplai oksigen yang menyebabkan hipoksia otak dan cerebral palsy dapat berupa:
- Faktor intrauteri: intrauterine growth restriction (IUGR), gangguan vaskuler plasenta, infeksi intrauteri, dan kelainan kongenital
- Kejadian peripartum: abrupsio plasenta, korioamnionitis, dan asfiksia
Kejadian pada periode neonatal: perdarahan intraventrikuler, leukomalasia periventrikel, sepsis, stroke neonatal.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Adrian Prasetio