Epidemiologi Neural Tube Defect
Data epidemiologi menunjukkan neural tube defect (NTD) memiliki prevalensi yang cukup tinggi untuk kategori kelainan kongenital. Prevalensinya lebih tinggi di negara-negara berkembang yang dinilai memiliki asupan nutrisi lebih rendah dibandingkan negara-negara maju.
Global
Ada sekitar 260.000 bayi di seluruh dunia yang lahir dengan neural tube defect prevalensi global 18,6 per 10.000 kelahiran. Kasus neural tube defect dilaporkan banyak ditemukan di Asia Tenggara. Hal ini dikaitkan dengan status sosioekonomi dan kurangya suplementasi asam folat.[20]
Berdasarkan studi, prevalensi neural tube defect di tiap regio berbeda. Di Afrika ditemukan kasus neural tube defect sebanyak 11,7 kasus per 10.000 kelahiran, 21,9 per 10.000 kelahiran di Timur Tengah, 9,0 per 10.000 kelahiran di Eropa, 11,5 per 10.000 kelahiran di Amerika, 15,8 per 10.000 kelahiran di Asia Tenggara, dan 6,9 per 10.000 kelahiran di Pasifik Barat.[22]
Studi di Eropa dengan data lebih dari 12 juta kelahiran dari tahun 1991 sampai 2011, menemukan bahwa prevalensi neural tube defect non kromosomal adalah sebesar 9,1 per 10.000 kelahiran.[21]
Indonesia
Di Indonesia, neural tube defect masih menduduki peringkat ketiga dalam kelainan bawaan setelah talipes equinovarus dan celah orofasial (sumbing). Dari 956 bayi yang dimasukkan dalam survei dari September 2014 sampai Maret 2018 terdapat 18,4% bayi mengalami neural tube defect.[23]
Mortalitas
Mortalitas NTD adalah sekitar 0,1% dari total kematian di seluruh dunia. Hampir setengah kasus mortalitas NTD disebabkan oleh terminasi kehamilan elektif karena anomali fetal dan stillbirth. Sekitar 75% bayi dengan neural tube defect yang masih hidup akan mengalami mortalitas di bawah 5 tahun.[20]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja