Patofisiologi Neural Tube Defect
Patofisiologi neural tube defect (NTD) berhubungan dengan kegagalan plat tuba untuk menyatu dan menutup. Oleh karena itu, perlu untuk memahami embriogenesis dari plat neural.[24]
Embriogenesis
Penutupan tuba terjadi melalui rangkaian tahapan yang disebut sebagai neurulasi. Neurulasi primer dimulai dari bagian tengah (mid-region) dari plat neural pada minggu ketiga dan keempat kehamilan. Hasil akhir dari neurulasi primer ini adalah terbentuknya tuba neural yang berperan dalam proses perkembangan otak dan korda spinalis.
Neurulasi sekunder terjadi pada minggu kelima dan keenam kehamilan dan berperan dalam pembentukan korda di bagian koksigeal dan sakral yang nantinya akan terhubung dengan tuba neural.
Plat neural akan mengalami proliferasi, pergerakan, dan perubahan bentuk sel sehingga terbentuklah cekungan neural (neural groove) di bagian medial dan lipatan neural (neural fold) di bagian lateral. Lipatan neural akan terangkat dan saling tergabung sehingga membentuk tuba neural.
Proses penggabungan juga akan terjadi pada permukaan ektoderm yang berada di tepi lipatan neural. Pada bagian pertemuan lipatan neural, sel-sel akan mengalami apoptosis dan epitel neural akan bergabung menjadi satu.[9]
Ada beberapa teori mengenai lokasi titik penggabungan kedua lipatan neural ini. Teori yang pertama menyatakan bahwa penggabungan lipatan neural terjadi di 5 titik dengan arah penutupan yang berbeda-beda.
- Titik pertama: titik bayangan pertemuan antara korda spinalis dan rhombensefalon. Fusi pada titik ini berjalan ke kedua arah, yaitu sefal dan kaudal
- Titik kedua: pertemuan antara prosensefalon dan mesensefalon. Fusi pada titik ini berjalan ke arah kaudal dan rostral
- Titik ketiga: ujung rostral dari plat neural. Fusi pada titik ini berjalan ke arah kaudal dan akan bertemu dengan titik kedua
- Titik keempat: di antara titik pertama dan titik kedua. Fusi pada titik ini berjalan ke arah kaudal
- Titik kelima: ujung kaudal cekungan neural. Fusi ini berjalan ke arah kranial
Teori yang kedua mengemukakan bahwa hanya terdapat 3 titik inisiasi penutupan. Titik pertama dan titik ketiga sama dengan teori sebelumnya, sedangkan inisiasi titik kedua dimulai dari pertemuan antara rhombensefalon dan mesensefalon. Fusi pada titik ini akan berjalan ke kedua arah.
Teori yang ketiga mengemukakan bahwa hanya ada 2 titik inisiasi, yaitu pada regio rhombensefalon yang berjalan ke kedua arah dan pada ujung rostral dari prosensefalon yang berjalan ke arah kaudal.
Adanya ketiga teori ini menyimpulkan bahwa terdapat regio inisiasi penutupan sehingga defek tuba dapat hanya terjadi di satu lokasi saja tanpa mengganggu lokasi yang lain. Seluruh rangkaian ini terjadi dengan cepat dan akan selesai pada hari ke-25 pasca konsepsi.[9,10]
Patogenesis
Seluruh rangkaian proses di atas dipengaruhi oleh berbagai macam gen dan protein sinyal yang kompleks. Adanya kegagalan dalam proses persinyalan atau pembentukan protein akan menyebabkan terjadinya neural tube defect.
Kegagalan sering ditemukan saat proses pembentukan lipatan neural dari plat neural atau saat proses adhesi sel-sel lipatan neural di bagian midline sehingga lipatan tidak dapat membentuk aposisi yang baik.
Asam folat memegang peranan penting dalam proses sintesis asam nukleat dan reaksi metilasi. Banyak varian gen yang berperan dalam jalur folat-homosistein yang dinilai dapat mempengaruhi neurulasi dari berbagai sisi dan menyebabkan neural tube defect.[5]
Defek pada tuba juga dapat terjadi pasca penutupan. Defek dapat terjadi kapan pun selama masa kehamilan. Selain mempengaruhi sistem saraf pusat, adanya defek pada tuba juga akan mempengaruhi embriogenesis lainnya sehingga dapat ditemukan kelainan kongenital lain.[9]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja