Prognosis Neural Tube Defect
Neural tube defect memiliki prognosis yang bervariasi tergantung dari derajat beratnya penyakit. Prognosis juga ditentukan oleh komplikasi yang timbul. Komplikasi dapat berupa gangguan pada sistem saraf atau gangguan di luar sistem saraf. Dengan semakin majunya tata laksana untuk NTD, morbiditas dan mortalitas diharapkan dapat menurun.
Komplikasi
Komplikasi neural tube defect bergantung dari ukuran dan lokasi malformasi, ada atau tidaknya hidrosefalus, tertutup atau tidaknya malformasi, dan keterlibatan saraf yang terlibat. Walaupun pasien sudah mendapat tata laksana, tetapi apabila sudah ada kerusakan saraf, maka fungsi dari saraf tersebut akan terganggu dan kerusakan biasanya sulit diperbaiki.
Komplikasi pada sistem saraf pusat yang dapat terjadi adalah sensasi abnormal, paralisis, hidrosefalus, malformasi Chiari tipe II, kejang, meningitis, dan gangguan disabilitas.[5]
Pasien yang menggunakan pirau memiliki risiko untuk mengalami malfungsi pirau dan infeksi. Perbaikan pirau biasanya dilakukan seiring dengan pertumbuhan anak.[37]
Komplikasi pada sistem lain yang dapat ditemukan adalah retensi urine, refluks urine, infeksi saluran kemih, inkontinensia feses, hipomotilitas saluran cerna, abnormalitas ortopedi seperti clubfoot, kontraktur, skoliosis, kifosis, displasia panggul; dan kerusakan kulit.[5,35]
Prognosis
Prognosis tergantung dari jenis dan lokasi lesi serta komplikasi yang dialami. Prognosis yang lebih buruk ditemukan pada pasien dengan lesi di atas lumbal 2.[38]
Adanya sensasi pada perineal juga merupakan prediktor untuk prognosis yang lebih baik. Pasien dengan spina bifida terbuka yang memiliki sensasi di perineal dalam 48 jam pasca kelahiran memiliki angka kesintasan yang lebih baik, kejadian inkontinensia urine dan feses yang lebih rendah, dan mobilitas yang lebih baik.[39]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja