Prognosis Paraplegia
Prognosis paraplegia bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Secara umum, paraplegia dapat menyebabkan disabilitas bermakna bagi pasien, baik itu secara fisik ataupun mental. Pasien dengan paraplegia komplit juga cukup sulit mengembalikan kemampuan berjalannya.[3,16]
Komplikasi
Tergantung dari penyebabnya, pasien dengan paraplegia dapat mengalami perburukan kondisi neurologis. Banyak pasien dengan paraplegia spastik familial (hereditary spastic paraplegia/HSP) mengalami perburukan berupa gangguan kognitif, ataksia, disartria, neuropati, ataupun kejang.[3]
Tirah baring yang lama dapat meningkatkan risiko ulkus dekubitus, terutama jika pasien memiliki diabetes mellitus, obesitas, atau sindrom metabolik.
Selain itu, aspirasi dan komplikasi paru dapat terjadi. Komplikasi paru dapat berupa atelektasis, penumpukan sputum, dan ventilation-perfusion mismatch. Pasien yang mendapat steroid dosis tinggi lebih berisiko mengalami sepsis.[16]
Prognosis
Paraplegia dapat menyebabkan hendaya bermakna dalam kehidupan pasien dan pemulihannya umumnya memerlukan waktu lama dan upaya yang besar. Kemungkinan pulih pada pasien yang mengalami spinal cord injury (SCI) dilaporkan kurang dari 5%. Hal ini akan semakin buruk jika paralisis komplit menetap setelah 72 jam sejak cedera. Meski begitu, pada pasien yang masih memiliki fungsi sensoris, kemungkinan untuk bisa berjalan kembali mencapai 50%.[16]
Pasien dengan HSP akan mengalami progresifitas dan hendaya bermakna seumur hidupnya. Telah dilaporkan bahwa lebih dari separuh pasien dengan HSP mengalami gangguan kognitif, ataksia, disartria, neuropati, atau kejang.[3]