Patofisiologi Perdarahan Subaraknoid Spontan
Patofisiologi perdarahan subaraknoid spontan atau spontaneous subarachnoid hemorrhage (SAH) umumnya disebabkan oleh ruptur aneurisma. Pecahnya aneurisma sering terjadi di percabangan/bifurkasio arteri sirkulus Willisi, seperti di arteri komunikans anterior, arteri posterior komunikans, dan arteri serebri media.[2,5]
Ruptur Aneurisma Otak
Sebesar 85% kasus SAH spontan disebabkan oleh ruptur aneurisma otak. Dua teori patofisiologi ruptur aneurisma adalah:
- Kelemahan kongenital dari dinding pembuluh darah
- Perubahan degeneratif yang menyebabkan perubahan elastisitas dinding lamina interna pembuluh darah
Kedua kondisi di atas menyebabkan penipisan dan hilangnya lapisan tunika media pembuluh darah di lokasi dengan turbulensi yang tinggi, yaitu di daerah percabangan/bifurkasio. Ukuran rata-rata dari aneurisma yang pecah adalah 6−7 mm.[2,5]
Gambar 1. Perbedaan dinding pembuluh darah normal dengan aneurisma
Kerusakan Otak Akibat SAH
Kerusakan otak akibat SAH terjadi dalam 2 fase, yaitu kerusakan onset dini dan onset lanjut. Selain itu, SAH dapat menyebabkan juga respon sistemik.
Kerusakan Otak Onset Dini
Kerusakan otak onset dini disebabkan oleh iskemia global transient dan efek toksik dari darah di ruang subaraknoid. Gejala dan tanda yang terlihat adalah defisit neurologis, seperti sakit kepala hebat, hemiparese, atau parese nervus kranialis sebagai keluhan awal pasien.[4,6]
Kerusakan Otak Onset Lanjut
SAH bersifat unik karena dapat menyebabkan kerusakan otak onset lanjut (delayed cerebral ischemia), yang terjadi pada 1/3 pasien SAH. Onset gejala lanjut terjadi saat hari ke 3−14 sejak perdarahan terjadi. Vasospasme pembuluh darah menyebabkan penurunan aliran darah otak dan otak iskemik, sehingga menimbulkan gejala dan tanda seperti hemiparesis, afasia, dan defisit neurologis lainnya tergantung dari lokasi otak yang mengalami iskemik.[4,6]
Respon Sistemik
SAH juga dapat menyebabkan respon sistemik, yaitu gangguan pada paru-paru (edema paru, acute respiratory distress syndrome), jantung (aritmia, abnormalitas kontraktilitas jantung), serta keseimbangan cairan dan elektrolit. SAH dapat menyebabkan respon inflamasi sistemik.[4,6]