Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindrom Guillain-Barré general_alomedika 2024-05-15T14:33:12+07:00 2024-05-15T14:33:12+07:00
Sindrom Guillain-Barré
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindrom Guillain-Barré

Oleh :
Yudhistira Kurnia
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan pada Guillain-Barre syndrome (GBS) atau sindrom Guillain-Barre melibatkan pencegahan sekunder. Tidak ada upaya pencegahan definitif yang bisa dilakukan.[3,9]

Edukasi Pasien

Pasien GBS dan keluarga mereka harus diberikan penjelasan tentang penyebab, dan perjalanan penyakit. GBS adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan pasien dalam jangka panjang, baik fisik maupun psikososial.Program fisioterapi diperlukan, terutama pada kasus dengan kelemahan otot yang persisten, untuk memperkuat otot mereka dan memulihkan gerakan.[2,9]

Pasien dan keluarga perlu diberikan penjelasan bahwa GBS berpotensi mengancam jiwa, sehingga harus dirawat di rumah sakit yang memiliki fasilitas rawat intensif agar dapat dipantau secara ketat. Perawatan suportif meliputi pemantauan pernapasan, detak jantung, tekanan darah, maupun gejala infeksi.[2]

Belum ada terapi definitif/pasti untuk GBS. Perawatan dan pengobatan yang diberikan dapat membantu memperbaiki gejala GBS dan mempersingkat durasi penyakit. Mengingat sifat penyakit autoimun, fase akut GBS memerlukan imunoterapi, seperti pertukaran plasma (plasmapheresis) untuk menghilangkan antibodi dari darah, atau imunoglobulin intravena. Imunoterapi lebih bermanfaat jika diberikan 7‒14 hari (sebelum minggu ke-2) setelah onset gejala.[1,2,9]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

GBS merupakan penyakit autoimun dengan patofisiologi yang belum jelas, sehingga belum ada cara pencegahannya. Untuk mencegah progresivitas, komplikasi, dan kematian, pasien harus segera dirawat di rumah sakit untuk pengawasan ketat.[2,13]

Faktor pencetus GBS umumnya adalah riwayat infeksi 2‒4 minggu sebelumnya. Infeksi yang paling sering dilaporkan adalah bakteri Campylobacter jejuni penyebab gastroenteritis. Selain itu, dapat juga akibat terkena virus influenza,  cytomegalovirus, dan Epstein Barr Virus.[4,11,13]

GBS pasca imunisasi masih dalam penelitian dan menjadi perdebatan. Peningkatan GBS dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun 1976 setelah vaksinasi swine flu. Hubungan antara GBS dan vaksinasi influenza hingga saat ini masih belum jelas. Beberapa penelitian retrospektif lainnya tidak menunjukkan adanya peningkatan angka kejadian GBS setelah vaksinasi di negara lain. Namun, pada pasien dengan GBS tidak disarankan untuk melakukan vaksinasi influenza ini selama ≥1 tahun setelah onset sakit.[3,6,7]

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Willison HJ, Jacobs BC, van Doorn PA. Guillain-Barré syndrome. Lancet. 2016 Aug 13;388(10045):717-27. doi: 10.1016/S0140-6736(16)00339-1. Epub 2016 Mar 2. PMID: 26948435.
2. WHO. Guillain–Barré syndrome. October 2016. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/guillain-barre-syndrome/en/
3. NHS. Guillain–Barré syndrome. February 2020. https://www.nhs.uk/conditions/guillain-barre-syndrome/
4. NORD. Guillain–Barré syndrome. 2020. https://rarediseases.org/rare-diseases/guillain-barre-syndrome/
6. Vellozzi C, Iqbal S, Broder K. Guillain-Barre syndrome, influenza, and influenza vaccination: the epidemiologic evidence. Clin Infect Dis. 2014 Apr;58(8):1149-55. doi: 10.1093/cid/ciu005. Epub 2014 Jan 9. PMID: 24415636.
7. Park YS, Lee KJ, Kim SW, Kim KM, Suh BC. Clinical Features of Post-Vaccination Guillain-Barré Syndrome (GBS) in Korea. J Korean Med Sci. 2017;32(7):1154-1159. doi:10.3346/jkms.2017.32.7.1154
11. Goodfellow JA, Willison HJ. Guillain-Barré syndrome: a century of progress. Nat Rev Neurol. 2016;12:723-31.
13. CDC. Guillain-Barré Syndrome. 2016. https://www.cdc.gov/vaccinesafety/concerns/guillain-barre-syndrome.html

Prognosis Sindrom Guillain-Barré

Artikel Terkait

  • Guillain−Barré Syndrome pada Pasien COVID-19
    Guillain−Barré Syndrome pada Pasien COVID-19
  • Sindrom Guillain-Barre Pasca Vaksinasi
    Sindrom Guillain-Barre Pasca Vaksinasi
Diskusi Terkait
dr.Prionoto
Dibalas 31 Mei 2022, 06:43
Pasien laki-laki dewasa dengan Syndrome guillan barre, bagaimana penanganannya
Oleh: dr.Prionoto
5 Balasan
Alo dokter, saya ada pasien dewasa laki2 dgn diagnosis Syndrome Guillan Barre,bagaimana Cara pengobatan nya? Terima kasih yg mau berbagi pengalaman..
dr. Nurul Falah
Dibalas 17 Desember 2020, 13:46
Bagaimana memilih terapi yang tepat untuk pasien anak dengan sindrom Guillain-Barre
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Anyeliria,Sp.S. Izin bertanya dokter.Untuk pasien anak yang mengalami sindrom Guillain-Barre berat, apakah terapi spt plasmaferesis jauh lebih...
dr. Ni Luh Putu Wulan Budyawati
Dibalas 04 September 2019, 13:28
Anak usia 3 tahun tiba-tiba tidak bisa berjalan
Oleh: dr. Ni Luh Putu Wulan Budyawati
12 Balasan
Alodokter! Selamat malam dok, ijin share pertanyaan dari user dok, user mengeluhkan anaknya usia 3 tahun, laki-laki tiba-tiba tidak bisa berjalan. Dikatakan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.