Penatalaksanaan Carpal Tunnel Syndrome
Penatalaksanaan carpal tunnel syndrome atau sindrom terowongan karpal bergantung pada derajat progresivitas penyakit saat pertama kali terdeteksi. Pada fase awal, penatalaksanaan nonbedah seperti terapi konservatif dengan pemasangan bidai dan injeksi kortikosteroid merupakan pilihan utama. Bila penatalaksanaan nonbedah tidak memberikan hasil yang memuaskan, atau telah terjadi komplikasi berat pada pasien, maka penatalaksanaan pembedahan adalah terapi definitif yang dianjurkan.
Penatalaksanaan Nonbedah
Penatalaksanaan nonbedah merupakan pilihan terapi utama dengan komplikasi minimal sebagai pilihan penatalaksanaan pada CTS. Penatalaksanaan nonbedah dapat dilakukan dengan terapi konservatif, medikamentosa oral dan injeksi kortikosteroid untuk mengurangi keluhan CTS.
Terapi Konservatif
Terapi konservatif CTS dapat dimulai dengan memberikan edukasi mengenai gaya hidup sehat yang dapat menunjang pengobatan CTS, seperti penurunan berat badan pada pasien obesitas, menjaga kadar glukosa pada pasien diabetes, serta memberikan masukan mengenai faktor ergonomis pekerjaan yang dapat memperberat gejala CTS, seperti gerakan tangan repetitif, dan penggunaan alat berat yang menyalurkan getaran kontinyu pada tangan.[1-3]
Pembidaian pergelangan tangan (wrist splint) pada malam hari dapat menjadi pilihan pertama untuk mencegah perburukan CTS, sehingga terapi ini sangat bermanfaat pada CTS derajat ringan. Walaupun begitu, pembidaian tetap dapat dilakukan pada pasien CTS berat terutama pada daerah dengan akses Kesehatan yang sulit. Tujuan dari pembidaian adalah imobilisasi, pergelangan tangan dipertahankan untuk tetap berada pada posisi netral.[1-3,6]
Terapi Medikamentosa Oral
Beberapa golongan obat seperti diuretik, obat anti inflamasi non steroid (OAINS), gabapentin, kapsul astaxanthin, piridoksin (vitamin B6) biasa diberikan sebagai terapi tambahan untuk mengurangi gejala CTS. Namun studi menunjukkan bahwa pemberian obat-obatan tersebut tidak memberikan manfaat yang lebih dibanding placebo.[1-3]
Terapi medikamentosa oral dengan bukti manfaat yang lebih kuat adalah pemberian kortikosteroid oral jangka pendek dan ketoprofen sebagai anti nyeri. Pemberian kortikosteroid oral jangka pendek berdasarkan studi menunjukkan bahwa kortikosteroid oral memiliki manfaat dalam memberikan hasil luaran CTS yang lebih baik dibanding plasebo. Untuk mengurangi gejala nyeri pada CTS, ketoprofen phonophoresis dapat menjadi pilihan terapi.[3,9]
Injeksi Lokal
Injeksi kombinasi kortikosteroid dan anestesi lokal pada terowongan karpal atau bagian proksimalnya dapat diberikan pada pasien dengan CTS derajat ringan sampai sedang. AAOS (American Academy of Orthopaedic Surgeons) sangat merekomendasikan injeksi steroid metilprednisolon sebagai terapi penyakit ini.[3,6]
Situs injeksi kortikosteroid yakni pada sisi medial dari tendon palmaris longus atau situs injeksi alternatif pada sisi lateral dari tendon palmaris longus. Saat ini ultrasonografi juga telah dikembangkan untuk membantu pencarian situs injeksi yang tepat agar komplikasi akibat kesalahan situs injeksi bisa dihilangkan. [9,18]
Pembedahan
Penatalaksanaan pembedahan merupakan terapi definitif pada CTS. Ada dua teknik pembedahan untuk membebaskan terowongan karpal pada pasien CTS, yaitu dengan open release dan endoscopic release. Penatalaksanaan pembedahan dipertimbangkan pada pasien yang tidak berespon pada terapi konservatif dan pada pasien dengan CTS berat yang dibuktikan pada pemeriksaan konduksi saraf ditemukan gambaran atrofi tenar dan kelemahan motorik.[2,20]
Pembebasan terowongan karpal dilakukan dengan memotong ligamen karpal transversal atau flexor retinaculum sehingga dapat memberikan ruang lebih pada terowongan karpal dan menurunkan tekanan pada nervus medianus.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahma