Prognosis Carpal Tunnel Syndrome
Prognosis pasien carpal tunnel syndrome atau sindrom terowongan karpal sangat bervariasi, bergantung pada berbagai faktor seperti derajat progresivitas penyakit dan faktor yang mendasari. Pada pasien yang tidak membaik dengan terapi konservatif, penatalaksanaan pembedahan dapat menjadi pilihan, namun kejadian rekurensi CTS pascaoperasi juga tidak jarang terjadi sehingga penting untuk diedukasikan pada pasien sebelum memilih penatalaksanaan pembedahan.[1]
Secara umum, prognosis yang baik berhubungan dengan durasi nyeri yang pendek, pasien usia muda dan hasil tes provokasi Phalen negatif. Kita dapat memprediksi prognosis efektivitas terapi pada pasien yang sedang menjalani terapi konservatif dengan sebuah kuesioner khusus untuk terapi konservatif, seperti pada tabel berikut.[2,6]
Tabel 4. Pertanyaan untuk Menilai Prognosis Carpal Tunnel Syndrome
Pertanyaan | Ya (Skor 1) | Tidak (skor 0) |
Apakah gejala sudah ada lebih dari 10 bulan? | ||
Apakah pasien merasa kesemutan terus-menerus (parestesia konstan)? | ||
Apakah terdapat tenosinovitis fleksor? | ||
Apakah manuver Phalen positif dalam kurang dari 30 detik? | ||
Apakah pasien berusia lebih dari 50 tahun? |
Sumber: dr. Reren, 2021[6]
Hasil:
- Poin 0: keberhasilan mencapai 65%
- Poin 1: keberhasilan mencapai 41,4%
- Poin 2: keberhasilan mencapai 16,7%
- Poin 3: keberhasilan mencapai 6,8%
- Poin 4 atau 5: keberhasilan 0%[6]
Prognosis hasil luaran dalam 5 tahun, pada pasien pascaoperasi dengan teknik open release atau endoscopic release memiliki hasil luaran yang kurang lebih sama. Pembedahan memiliki hasil luaran yang lebih superior dibanding terapi konservatif, namun tidak lebih superior dibanding injeksi kortikosteroid dalam mengurangi gejala.[18]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahma