Prognosis Transient Ischemic Attack (TIA)
Prognosis transient ischemic attack (TIA) bergantung pada seberapa tepat dan cepat penanganan diberikan. Penatalaksanaan adekuat akan mencegah perkembangan TIA menjadi stroke dan mencegah adanya disabilitas permanen. Komplikasi TIA mencakup rekurensi TIA, atau bahkan perkembangan menjadi stroke.[1-3]
Komplikasi
Komplikasi TIA terutama adalah risiko perkembangan menjadi stroke. Prevalensi komplikasi TIA meningkat menjadi stroke adalah 4-9%. Apabila tidak mendapat terapi adekuat, maka risiko stroke dalam 5 tahun akan meningkat menjadi 20-30%.[3,4]
Stroke
Salah satu komplikasi paling serius dari TIA adalah risiko terjadinya stroke. TIA seringkali dianggap sebagai "peringatan" dari stroke yang sebenarnya. Mekanisme terjadinya stroke setelah TIA dapat melibatkan pembentukan bekuan darah yang menghalangi aliran darah ke otak, terutama jika terdapat plak aterosklerotik yang mengalami pecah atau pendarahan.[3,4]
Kerusakan Otak
TIA bisa menyebabkan kerusakan sementara pada otak, meskipun gejalanya hilang dalam beberapa jam atau hari. Namun, jika TIA terjadi secara berulang atau jika TIA tidak segera diterapi, dapat terjadi kerusakan yang lebih permanen pada jaringan otak.[3,4]
Gangguan Fungsional
Gejala TIA seperti kelemahan atau gangguan bicara dapat menyebabkan gangguan fungsional yang sementara atau bahkan permanen. Ini dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, berbicara, atau menjalankan tugas-tugas rutin.
Manifestasi klinis yang muncul pada komplikasi TIA dapat bervariasi tergantung pada area otak yang terpengaruh dan berbagai faktor lainnya. Gejala yang paling umum adalah kelemahan ekstremitas, gangguan bicara, gangguan penglihatan, dan gangguan koordinasi atau keseimbangan.[3,4]
Komplikasi Lain
Selain stroke, pasien TIA juga berisiko tinggi untuk mengalami sindrom koroner akut, aritmia ventrikular, dan gagal jantung akut.[15,16]
Prognosis
Terdapat sekitar 10% risiko pasien TIA akan mengalami stroke dalam 90 hari berikutnya, dengan periode risiko paling tinggi dalam 24 pertama pasca kasus TIA terjadi. Oleh sebab itu, walaupun TIA merupakan kasus dengan defisit neurologis yang mengalami resolusi sempurna dalam 24 jam, TIA tetap merupakan suatu kasus kegawatan dan membutuhkan penatalaksanaan segera.[1]
Berdasarkan studi, sekitar 30% kasus TIA akan berkembang menjadi stroke di masa depan, dengan lama rata-rata follow up adalah 8,9 tahun.[2]
Penulisan pertama oleh: dr. Imanuel Natanael Tarigan