Etiologi Cracked Nipple dan Inverted Nipple
Etiologi cracked nipple sebagian besar adalah kesalahan metode menyusui bayi terutama pada minggu-minggu awal kelahiran. [7] Etiologi inverted nipple dibagi menjadi kelainan yang bersifat bawaan dan kelainan yang didapat. [3]
Etiologi Cracked Nipple
Cracked nipple dapat disebabkan oleh berbagai faktor dalam proses menyusui. Proses menyusui yang normal tidak akan menyebabkan rasa sakit. Abnormalitas proses menyusui yang dapat menyebabkan cracked nipple dapat berupa kesalahan posisi menyusui, perlekatan yang tidak adekuat, atau kelainan pada bayi seperti short tongue, ankyloglossia, dan palatum letak tinggi. [1,5,6]
Penyebab lain yang lebih jarang adalah gesekan. Pada pelari disebut dengan “jogger’s nipple”, pada peselancar disebut “surfer’s nipple”, dan pada penyelam disebut “wetsuit rub”. Setiap aktivitas, baik olahraga ataupun aktivitas seksual, yang melibatkan gesekan secara konstan pada puting susu dapat menyebabkan lecet pada puting. [8]
Etiologi Inverted Nipple
Etiologi inverted nipple dapat bersifat kongenital atau acquired (didapat). [9] Inverted nipple yang bersifat bawaan disebabkan oleh kegagalan duktus laktiferus untuk berkembang dan tumbuh saat maturasi jaringan payudara. Sedangkan tipe acquired disebabkan karena fibrosis disekitar duktus laktiferus akibat inflamasi (seperti mastitis, kanker, dan operasi payudara sebelumnya). [3]
Faktor Risiko Cracked Nipple
Faktor-faktor yang berhubungan dengan trauma pada puting susu selama periode laktasi dapat berasal dari ibu atau pun dari bayi.
Faktor Ibu
Faktor ibu yang dapat menyebabkan cracked nipple adalah:
- Teknik menyusui, misalnya posisi atau perlekatan yang tidak benar
- Pembengkakan payudara (breast engorgement) mengakibatkan distensi dan edema pada daerah puting dan areola mammae. Hal ini dapat menghambat perlekatan saat menyusui, payudara terasa penuh dan tegang, menurunkan fleksibilitas puting, serta cenderung membentuk flat nipple. Sebaliknya, trauma pada puting susu juga dapat menyebabkan atau memperburuk breast engorgement, karena menyebabkan nyeri sehingga mengurangi frekuensi dan durasi menyusui.
Semi-protruding dan atau malformasi puting susu menyebabkan kesulitan dalam perlekatan ketika bayi mengisap, sehingga memudahkan terjadinya trauma.
Nipple pain: nyeri akibat trauma pada puting susu menyebabkan posisi yang tidak mendukung perlekatan.
- Penggunaan pompa ASI yang tidak benar atau berlebihan, misalnya tidak memusatkan pompa ke arah puting susu atau menggunakan pengaturan daya hisap tinggi pada payudara yang bengkak.
- Kondisi kulit seperti dermatitis, impetigo, skabies, atau mastitis. [10-12]
Faktor Bayi
Isapan yang tidak efektif, isapan yang kuat dan agresif, bayi yang sedang tumbuh gigi, dan gigitan payudara adalah beberapa hal yang menyebabkan cracked nipple. Kelainan anatomi seperti ankyloglossia, palatum letak tinggi, dan palatoskizis, atau infeksi seperti kandidiasis oral pada bayi juga meningkatkan risiko cracked nipple.
Penggunaan botol susu juga dapat berpengaruh karena perbedaan teknik mengisap pada botol dan payudara. Pada saat menyusu dengan botol, bayi memposisikan lidah sehingga dapat mengontrol aliran susu. Hal ini dapat menyebabkan bayi mengalami bingung puting dan tetap menggunakan gerakan yang sama saat mengisap payudara, sehingga menyebabkan trauma pada puting. [11,12]
Faktor Risiko Inverted Nipple
Faktor-faktor yang berhubungan dengan inverted nipple antara lain areola yang tidak elastis dan sulit ditekan, pembengkakan areola, adhesi jaringan yang menghubungkan puting susu dengan jaringan payudara, riwayat operasi payudara atau tindikan pada puting susu, inflamasi (misal akibat mastitis), dan kanker payudara. [2,3]