Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Dispareunia general_alomedika 2023-02-28T13:48:09+07:00 2023-02-28T13:48:09+07:00
Dispareunia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Dispareunia

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Data epidemiologi mengenai prevalensi dispareunia di dunia sangat bervariasi, yaitu berkisar 8%-21,8%. Hal ini disebabkan letak wilayah, budaya perilaku seksual setempat, juga dipengaruhi kondisi penyedia kesehatan.

Prevalensi dispareunia di Indonesia belum diketahui pasti, sedangkan di Asia terdapat penelitian prevalensi disfungsi seksual populasi adalah 29,6% dengan usia rata-rata 39 tahun dan meningkat sejak usia 50 tahun.[14-17]

Global

Berdasarkan hasil meta-analisis WHO mengenai prevalensi kasus nyeri seksual wanita secara global, angka prevalensi yang ditemukan berkisar antara 8-21,8 %. Angka yang bervariasi di berbagai negara tersebut bukan hanya dipengaruhi letak wilayah, tetapi juga berkaitan dengan budaya setempat terutama perilaku seksual dan kondisi penyedia kesehatan.

Variasi ini juga disebabkan oleh faktor-faktor penelitian yang menggunakan definisi kasus yang tidak konsisten, variasi dalam desain dan perilaku studi, serta perbedaan ukuran hasil yang digunakan untuk menilai dispareunia.[6,14,26]

Sebagai contoh, nyeri saat bersenggama dilaporkan sekitar 7,5% wanita yang aktif secara seksual di Inggris dan dikaitkan dengan keluhan lain seperti kekeringan pada vagina, kecemasan saat berhubungan seksual dan hilangnya gairah saat berhubungan seksual. Selain itu, prevalensi di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 10-20% dengan penyebab utama yang berbeda-beda dari tiap-tiap kelompok umur.[5,6]

Sidi et al. yang meneliti prevalensi disfungsi seksual dan faktor risiko yang berpotensi mengganggu fungsi seksual pada wanita-wanita di Malaysia, menunjukkan bahwa prevalensi disfungsi seksual pada populasi ini adalah 29,6% dengan usia rata-rata 39 tahun. Studi lain oleh Nicolosi et al. menyimpulkan prevalensi penurunan ketertarikan seksual, anorgasmia, dispareunia, dan berkurangnya kenikmatan seksual meningkat sejak usia 50 tahun pada wanita-wanita yang tinggal di Asia. [16,17]

Indonesia

Data prevalensi dispareunia ataupun keluhan bersenggama yang lain di Indonesia belum diketahui pasti mengingat hambatan sosiokultural dimana masyarakat masih tabu membicarakan masalah seks sehingga wanita enggan berbicara terbuka dengan pasangannya terlebih lagi untuk ke dokter.[7,15]

Mortalitas

Sampai sekarang belum terdapat data mengenai mortalitas akibat dispareunia. Evaluasi dan penanganan yang baik secara umum akan memberikan hasil yang memuaskan. Kondisi yang tidak ditangani biasanya memberikan efek yang buruk pada psikologis dan kualitas kehidupan seksual pasien.

Dapat juga terjadi komplikasi yang lebih serius bila dispareunia terjadi akibat penyakit yang lebih serius, misalnya keganasan panggul dan sebagainya.[2,18]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

2. Lee NMW, Jakes AD, Lloyd J, Frodsham LCG. Dyspareunia. BMJ. 2018;1(3):k2341.
5. Mitchell KR, Geary R, Graham CA, Datta J, Wellings K, Sonnenberg P, et al. Painful sex (dyspareunia) in women: prevalence and associated factors in a British population probability survey. BJOG An Int J Obstet Gynaecol. 2017;124(11):1689–97.
6. MacNeill C. Dyspareunia. Obstet Gynecol Clin North Am. 2006 Dec;33(4):565–77. A
7. Orr N, Wahl K, Joannou A, Hartmann D, Valle L, Yong P, et al. Deep Dyspareunia: Review of Pathophysiology and Proposed Future Research Priorities. Sex Med Rev. 2019.
14. Landry T, Bergeron S. How young does vulvo-vaginal pain begin? Prevalence and characteristics of dyspareunia in adolescents. J Sex Med. 2009;6(4):927–35.
15. Islam RM, Bell RJ, Davis SR. Prevalence of sexual symptoms in relation to menopause in women in Asia: A systematic review. Menopause. 2018;25(2):231–8.
16. Sidi H, Puteh SEW, Abdullah N, Midin M. The prevalence of sexual dysfunction and potential risk factors that may impair sexual function in Malaysian women. J Sex Med. 2007;4(2):311–21.
17. Nicolosi A, Glasser DB, Kim SC, Marumo K, Laumann EO. Sexual behaviour and dysfunction and help-seeking patterns in adults aged 40-80 years in the urban population of Asian countries. BJU Int. 2005;95(4):609–14.
18. Van Lankveld JJDM, Granot M, Weijmar Schultz WCM, Binik YM, Wesselmann U, Pukall CF, et al. Women’s sexual pain disorders. J Sex Med. 2010;7(1 PART 2):615–31.
26. Sung SC, Jeng CJ, Lin YC. Sexual health care for women with dyspareunia. Taiwan J Obstet Gynecol. 2011;50(3):268–74.

Etiologi Dispareunia
Diagnosis Dispareunia

Artikel Terkait

  • Strategi Mengatasi Disfungsi Seksual Akibat Terapi Antidepresan
    Strategi Mengatasi Disfungsi Seksual Akibat Terapi Antidepresan
  • Peran Terapi Fisik dalam Penanganan Dispareunia
    Peran Terapi Fisik dalam Penanganan Dispareunia
  • Red Flags Dispareunia
    Red Flags Dispareunia
Diskusi Terkait
dr. Natalia Christine Go
Dibalas 10 Maret 2022, 10:22
Hubungan dispareunia dan tubektomi apakah ada hubungannya - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr. Natalia Christine Go
1 Balasan
Alo dr. Utomo Budidarmo, Sp.OG, M.Kes. Izin konsul dok, ada pasien yang mengeluhkan dispareunia 2 minggu setelah operasi tubektomi. Apakah memang berhubungan...
dr.Siti Chasanah Syariatin
Dibalas 19 Mei 2021, 14:24
Dispareunia apakah selalu disebabkan oleh vaginismus - Andrologi Ask The Expert
Oleh: dr.Siti Chasanah Syariatin
3 Balasan
Selamat siang Prof. Wimpie.. Apakah dispareunia selalu vaginismus? Sebenarnya pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk kasus tersebut? Terimakasih
dr. Ayudhea Tannika
Dibalas 29 September 2019, 07:31
Tenaga kesehatan yang tepat untuk menangani kasus vaginismus
Oleh: dr. Ayudhea Tannika
17 Balasan
Alo dokter, Izin bertanya, ada user yang menyampaikan bahwa beliau tidak dapat melakukan penetrasi saat berhubungan intim dengan pasangan, karena otot-otot...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.