Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Dispareunia general_alomedika 2023-02-28T13:48:21+07:00 2023-02-28T13:48:21+07:00
Dispareunia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Dispareunia

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Patofisiologi dispareunia dapat dibedakan berdasarkan lokasi dispareunia, yaitu dispareunia dalam dan dispareunia superfisial. Dispareunia dalam dikeluhkan apabila nyeri terjadi hingga ke bagian dalam vagina atau pelvis akibat penetrasi seksual yang dalam.

Pada sisi lain, dispareunia superfisial adalah nyeri senggama yang terlokalisir pada vulva dan introitus. Adanya kelainan pada struktur-struktur anatomi tersebut dapat menyebabkan dispareunia.[6,9-12]

Dispareunia Dalam

Dispareunia dalam adalah nyeri panggul kronis nonsiklik dengan presentasi yang terlokalisir, dapat muncul bila ada kelainan di vagina bagian atas dan uterus. Misalnya mioma besar di fundus uteri seringkali menimbulkan nyeri panggul dengan karakteristik seperti ditekan, namun mioma bertangkai yang berlokasi di segmen bawah posterior uteri dan mengalami degenerasi merah dapat menimbulkan dispareunia dalam yang parah.

Contoh lain yaitu pada endometriosis yang berlokasi di ligamen uterosakral akan menimbulkan dispareunia dalam yang parah. Dispareunia dalam juga dapat muncul sebagai akibat dari proses peradangan apapun yang terjadi di vagina bagian atas dan uterus.[6,9]

Dispareunia Superfisial

Patofisiologi dari dispareunia superfisial biasanya adalah adanya kelainan pada vulva yang menyebabkan nyeri. Namun, penyebab dispareunia superfisial yang paling sering adalah kurangnya lubrikasi saat melakukan senggama. Kelainan lain yang dapat menyebabkan nyeri contohnya adalah penyakit kulit pada dinding vagina (vulvitis), seperti lichen planus, lichen sclerosus, dan psoriasis.

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

6. MacNeill C. Dyspareunia. Obstet Gynecol Clin North Am. 2006 Dec;33(4):565–77. A
9. Nascu PC, Vilos GA, Ettler HC, Abu-Rafea B, Hollet-Caines J, Ahmad R. Histopathologic findings on uterosacral ligaments in women with chronic pelvic pain and visually normal pelvis at laparoscopy. J Minim Invasive Gynecol. 2006;13(3):201–4.
10. Brauer M, Laan E, Ter Kuile MM. Sexual arousal in women with superficial dyspareunia. Arch Sex Behav. 2006;35(2):191–200.
11. Binik YM, Reissing ED, Amsel R, Khalifé S, Cohen D. Vaginal Spasm, Pain, and Behavior: An Empirical Investigation of the Diagnosis of Vaginismus. Arch Sex Behav. 2003;33(1):5–17.
12. Reissing ED, Binik YM, Khalifé S, Cohen D, Amsel R. Etiological correlates of vaginismus: Sexual and physical abuse, sexual knowledge, sexual self-schema, and relationship adjustment. J Sex Marital Ther. 2003;29(1):47–59.

Pendahuluan Dispareunia
Etiologi Dispareunia

Artikel Terkait

  • Strategi Mengatasi Disfungsi Seksual Akibat Terapi Antidepresan
    Strategi Mengatasi Disfungsi Seksual Akibat Terapi Antidepresan
  • Peran Terapi Fisik dalam Penanganan Dispareunia
    Peran Terapi Fisik dalam Penanganan Dispareunia
  • Red Flags Dispareunia
    Red Flags Dispareunia
Diskusi Terkait
dr. Natalia Christine Go
Dibalas 10 Maret 2022, 10:22
Hubungan dispareunia dan tubektomi apakah ada hubungannya - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr. Natalia Christine Go
1 Balasan
Alo dr. Utomo Budidarmo, Sp.OG, M.Kes. Izin konsul dok, ada pasien yang mengeluhkan dispareunia 2 minggu setelah operasi tubektomi. Apakah memang berhubungan...
dr.Siti Chasanah Syariatin
Dibalas 19 Mei 2021, 14:24
Dispareunia apakah selalu disebabkan oleh vaginismus - Andrologi Ask The Expert
Oleh: dr.Siti Chasanah Syariatin
3 Balasan
Selamat siang Prof. Wimpie.. Apakah dispareunia selalu vaginismus? Sebenarnya pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk kasus tersebut? Terimakasih
dr. Ayudhea Tannika
Dibalas 29 September 2019, 07:31
Tenaga kesehatan yang tepat untuk menangani kasus vaginismus
Oleh: dr. Ayudhea Tannika
17 Balasan
Alo dokter, Izin bertanya, ada user yang menyampaikan bahwa beliau tidak dapat melakukan penetrasi saat berhubungan intim dengan pasangan, karena otot-otot...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.