Etiologi Dispareunia
Etiologi dispareunia dibedakan atas dispareunia dalam dan dispareunia superfisial. Dispareunia dalam bisa disebabkan berbagai kelainan di organ genital dan kelainan non genital seperti kelainan usus dan kandung kemih. Etiologi dispareunia superfisial adalah kelainan pada vulva dan introitus.[2,7,13]
Etiologi
Dispareunia juga dapat dibedakan menjadi dispareunia primer dan sekunder. Pada dispareunia primer, nyeri terjadi segera pada saat pasien melakukan senggama. Dispareunia sekunder terjadi beberapa waktu setelah senggama.[6-8]
Terdapat beberapa kondisi/penyakit yang dapat menyebabkan dispareunia dalam dan superfisial.
Dispareunia Dalam
Penyakit organ genital yang dapat menyebabkan keluhan dispareunia dalam, adalah:
- Endometriosis
- Patologi pada adneksa atau panggul, seperti kista, mioma uteri, keganasan
- Penyakit radang panggul
- Nyeri kronis panggul
- Sindrom kongesti pelvis/pelvic congestion syndrome yang dapat ditandai dengan varises tungkai bawah dan perineum
- Disfungsi dasar panggul, misalnya retroversi dan prolaps uteri
Penyebab dispareunia juga dapat bersifat iatrogenik, seperti pemendekan atau penyempitan vagina, perubahan anatomis pasca radioterapi, sirkumsisi wanita/female genital mutilation (FGM). Adapun penyebab non ginekologis dispareunia dalam dapat meliputi inflamasi usus, irritable bowel syndrome, konstipasi, interstitial cystitis.[2,7,13]
Dispareunia Superfisial
Etiologi dispareunia superfisialis dapat dikelompokkan menjadi dispareunia pada usia reproduktif, usia peri atau post reproduktif serta penyebab yang lebih jarang. Di usia reproduktif penyebab dispareunia di antaranya:
Vulvovaginitis, bisa disebabkan kandida, herpes simplex, trikomonas
- Dermatitis vulva, pikirkan akibat alergen tertentu/dermatitis kontak
- Pasca melahirkan khususnya yang menyusui, akibat terjadinya atrofi vagina
- Abses atau kista Bartholin
- Vaginismus
Pada usia peri atau post reproduktif penyebab dispareunia misalnya:
- Atrofi vulvavaginal
- Kurang lubrikasi
- Dermatosis genital, seperti liken sklerosis dan liken planus
- Dermatitis vulva, pikirkan akibat dari inkontinensia urin
- Vaginismus
Penyebab yang lebih jarang pada kasus dispareunia adalah:
- Penyebab iatrogenik, misalnya trauma pasca melahirkan, trauma perineum, radioterapi, sirkumsisi wanita
- Gangguan neurologis (nyeri neuropatik)
- Abnormalitas struktur vagina, seperti adanya septum, adanya perlengketan atau jaringan ikat pada kulit karena kongenital ataupun iatrogenik
- Keganasan (neoplasia vagina atau vulva)[2,7,13]
Faktor Risiko
Faktor risiko dispareunia mencakup faktor risiko yang secara langsung mengakibatkan dispareunia dan juga faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit etiologi dispareunia. Beberapa faktor risiko dispareunia di antaranya yaitu:
- Usia postreproduktif/menopause
- Pasca melahirkan, terutama pada wanita menyusui dimana terjadi atrofi vagina
- Perilaku seksual berisiko tinggi
- Riwayat infeksi menular seksual sebelumnya
- Kebersihan personal alat genital
- Riwayat penggunaan kontrasepsi
- Riwayat trauma perineum, episiotomi, riwayat melahirkan pervaginam
- Riwayat sirkumsisi wanita
- Riwayat dermatitis[2,13]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja