Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Endometriosis general_alomedika 2020-06-24T10:27:42+07:00 2020-06-24T10:27:42+07:00
Endometriosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Prognosis Endometriosis

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Prognosis dari endometriosis berkaitan dengan kekambuhannya. Banyaknya lokasi lesi dapat meningkatkan risiko kekambuhan endometriosis. Komplikasi endometriosis yang paling umum terjadi adalah infertilitas.

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada endometriosis adalah infertilitas, pembentukan kista ‘coklat’ atau endometrioma, dan kecenderungan untuk mendapatkan kanker ovarium di masa depan.

Infertilitas

Penyebab infertilitas pada wanita dengan endometriosis dapat terjadi karena distorsi anatomi yang disebabkan oleh adhesi dan fibrosis. Endometriosis memicu kelainan endokrin dan gangguan imunologis yang dapat merusak uterus sehingga kehamilan menjadi suatu hal yang sulit.[1-3,5] Suatu studi kohort pada wanita usia produktif menjelaskan bahwa infertilitas akan meningkat dua kali lipat pada wanita berusia lebih dari 35 tahun dengan endometriosis dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki endometriosis.[5,8]

Pasien dengan endometriosis stadium I dan II memiliki kesempatan sekitar 50% untuk dapat hamil tanpa perawatan, sedangkan pada stadium III, pasien hanya memiliki kesempatan sebesar 25% untuk hamil secara spontan. Kehamilan jarang terjadi pada stadium IV.[5]

Endometrioma

Endometrioma adalah kista di dalam ovarium yang mengandung cairan berwarna cokelat. Kista yang terbentuk karena lesi endometriosis dapat memasuki ovarium dan mengalami peluruhan saat menstruasi. Kista endometriosis ini dapat dilihat pada laparoskopi.

Endometrioma dapat juga terbentuk oleh karena adanya adhesi dari ovarium pada dinding pelvis sehingga terbentuknya invaginating cyst yang bersifat memeluk, sehingga peluruhan terbendung dan membentuk kista. Hipotesis lain menyatakan bahwa lapisan mesotelium peritoneum dari ovarium dapat berdiferensiasi menjadi epitel endometrioid dan kemudian membentuk kista, invaginasi ini serupa dengan metaplasia.[4,6]

Proses pembentukan endometrioma ini terkait dengan ovulasi. Oleh sebab itu,  pencegahan ovulasi dengan kontrasepsi oral mengurangi risiko terbentuknya  endometrioma. Rata-rata ketebalan dinding kista adalah 1.2–1.6 mm. Jaringan endometriosis meliputi setidaknya 60% dari permukaan bagian dalam kista dengan kedalaman 1,5 mm. Maka dengan itu, terapi ablasi lebih disarankan daripada eksisi.[4,14,17]

Kanker Ovarium

Adanya hubungan antara endometriosis dan kanker telah menjadi suatu teori yang diteliti sekitar sembilan dekade. Hubungan ini didasarkan pada studi kasus kontrol dan penelitian kohort yang melaporkan adanya potensial perubahan lesi  endometriosis yang dapat menimbulkan kanker. Secara keseluruhan pada populasi umum, risiko pasien mengidap kanker ovarium adalah sekitar 1,4% dengan rerata usia sekitar 60 tahun. Namun, pasien dengan endometriosis memiliki 10% risiko yang lebih tinggi untuk mengidap kanker ovarium.[4,8,14,15]

Selain itu, risiko kanker ovarium juga meningkat pada wanita dengan status gravida yang lebih rendah dan pada wanita yang menderita infertilitas. Infertilitas yang terkait dengan kedua kondisi ini membuktikan hubungan antara endometriosis dan kanker ovarium. Inflamasi juga dapat mengakibatkan transformasi kanker endometriosis ovarium dengan cara menginduksi abnormalitas pada gen. Keadaan yang lebih tidak menguntungkan terjadi pada wanita yang lebih muda dengan endometriosis, karena periode lebih panjang menciptakan peluang untuk pertumbuhan kanker.[2,3,4,8]

Walaupun risikonya rendah, sampai saat ini belum ada pencegahan yang direkomendasikan. Terapi hormon untuk wanita menopause yang baru menjalani bedah dan memiliki gejala harus menerima terapi untuk mencegah keganasan dan kekambuhan endometriosis.[4]

Prognosis

Prognosis endometriosis dipengaruhi oleh reaksi tubuh dari pasien dengan endometriosis. Terdapat studi yang melaporkan adanya pasien yang sembuh dengan sendirinya walaupun tidak menjalankan perawatan secara aktif. Sebanyak 50% pasien dengan gejala endometriosis kembali setelah 5 tahun.[4,5,18]

Beberapa faktor dapat meningkatkan kemungkinan untuk kambuhnya endometriosis, seperti usia saat diagnosis ditegakkan, ada tidaknya dismenorea dan gejala gastrointestinal, kadar serum CA 125 (cancer antigen 125) sebelum operasi, atau tahap r-AFS (revised American Fertility Society) dan banyaknya lokasi lesi. Data faktor risiko tersebut ditemukan tidak signifikan kecuali banyaknya lokasi lesi. Banyaknya lokasi lesi dapat meningkatkan risiko kekambuhan. Terapi medis jangka panjang juga telah dilaporkan dapat mengurangi tingkat keparahan berulang dismenorea terkait endometriosis.[24,35]

Studi yang dilakukan oleh Yang et al menemukan bahwa pasien yang tidak melanjutkan terapi medis setelah pembedahan memiliki tingkat kekambuhan sebanyak 60%.[24,35]

Faktor Risiko Kekambuhan

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kekambuhan endometriosis adalah usia saat diagnosis, gejala dismenorea, gejala gastrointestinal, kadar serum CA 125 (Cancer Antigen 125) sebelum operasi, dan banyaknya lokasi lesi.[24,35]

Referensi

1. Yong PJ, Matwani S, Brace C, et al. 2019. Endometriosis and ectopic pregnancy: A meta-analysis. Journal of Minimally Invasive Gynecology. doi:10.1016/j.jmig.2019.09.778
2. Greene AD, Lang SA, Kendziorski JA, et al. 2016. Endometriosis: where are we and where are we going? Reproduction, 152(3), R63–R78. doi:10.1530/rep-16-0052
3. Liu, Z. 2016. Inflammation and endometriosis. Frontiers in Bioscience, 21(5), 941–948. doi:10.2741/4431
4. Falcone T, Flyckt R. 2018. Clinical Management of Endometriosis. Obstetrics & Gynecology, 131(3), 557–571. doi:10.1097/aog.0000000000002469
5. Tanbo T, Fedorcsak P. 2017. Endometriosis-associated infertility: aspects of pathophysiological mechanisms and treatment options. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 96(6), 659–667. doi:10.1111/aogs.13082
6. Koninckx PR, Ussia A, Adamyan L, et al. 2018. Pathogenesis of endometriosis: the genetic/epigenetic theory. Fertility and Sterility. doi:10.1016/j.fertnstert.2018.10.013
8. Bulun SE, Yilmaz BD, Sison C, et al. 2019. Endometriosis. Endocrine Reviews, 40(4), 1048–1079. doi:10.1210/er.2018-00242
14. Schorge JO, Modesitt SC, Coleman RL, et al. 2010. SGO White Paper on Ovarian Cancer: Etiology, Screening and Surveillance. Gynecologic Oncology, 119(1), 7–17. doi:10.1016/j.ygyno.2010.06.003
15. Gadducci A, Lanfredini N, Tana R. 2014. Novel insights on the malignant transformation of endometriosis into ovarian carcinoma. Gynecological Endocrinology, 30(9), 612–617. doi:10.3109/09513590.2014.926325
17. Bonocher CM, Montenegro ML, Rosa e Silva JC, et al. 2014. Endometriosis and physical exercises: a systematic review. Reproductive Biology and Endocrinology, 12(1), 4. doi:10.1186/1477-7827-12-4
18. Hansen SO, Knudsen UB. 2013. Endometriosis, dysmenorrhoea and diet. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, 169(2), 162–171. doi:10.1016/j.ejogrb.2013.03.028
24. Davila GW. Endometriosis. Medscape. 2018. Available from: https://www.medscape.com/answers/271899-6225/what-is-the-prognosis-of-endometriosis
35. Rolla E. 2019. Endometriosis Endometriosis: Advances and Controversies in Classification, Pathogenesis, Diagnosis and Treatment [version 1; peer review: 4 approved]. F1000Research. DOI: 10.12688/f1000research.14817.1

Penatalaksanaan Endometriosis
Edukasi dan Promosi Kesehatan En...

Artikel Terkait

  • Risiko Kanker Ovarium pada Endometriosis
    Risiko Kanker Ovarium pada Endometriosis
Diskusi Terkait
dr. Gabriela
Dibalas 05 Mei 2023, 14:32
Peran Dienogest untuk Terapi Endometriosis Jangka Panjang - Artikel SKP Alomedik
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Hampir 10% dari populasi wanita di dunia mengalami endometriosis, yaitu kondisi dimana sel endometrium berproliferasi di luar uterus. Proliferasi...
Anonymous
Dibalas 22 Desember 2022, 16:17
Massa berwarna hitam pada pusar
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Pasien wanita berusia 21 tahun belum menikah, mengeluhkan ada massa sebesar biji jagung di dalam pusarnya. Keluhan ini baru...
Anonymous
Dibalas 02 Juni 2022, 09:17
Endometriosis dan anovulasi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, bagaimana kah gambaran lesi endometriosis pada pemeriksaan USG transvaginal jika pasien tidak bisa melakukan laparoskopi? Jika endometriosis...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.