Edukasi dan Promosi Kesehatan Hipertensi Dalam Kehamilan
Edukasi dan promosi kesehatan mengenai hipertensi dalam kehamilan yang terpenting adalah untuk melakukan pemantauan berkala dengan antenatal care (ANC) dan perencanaan persalinan dengan mengelola risiko ibu dan janin menjadi seminimal mungkin.
Kebanyakan pasien berharap kehamilannya akan berjalan dengan normal hingga persalinan tiba, sehingga pasien hipertensi dalam kehamilan mungkin takut atau khawatir. Oleh karena itu, dokter dan tenaga medis lain harus berkolaborasi agar pendekatan dan edukasi dapat mudah diterima oleh pasien, serta memberi dukungan psikologis jika dirasa perlu.[3]
Edukasi Pasien
Pasien perlu dijelaskan mengenai kondisi tekanan darah yang tinggi dan hubungannya dengan kehamilan. Pasien perlu dijelaskan walau terkadang tanpa gejala namun kondisi tekanan darah yang tinggi dalam kehamilan merupakan kondisi yang harus dipantau secara berkala dan waspada dengan tanda bahaya.
Pasien juga perlu diberitahu mengenai faktor risiko dan penyebabnya, serta bagaimana mengelolanya. Selain diarahkan untuk kontrol berkala yang termasuk dalam antenatal care, pasien juga perlu diberitahu mengenai gaya hidup sehat dan aktif yang dapat membantu pengelolaan tekanan darah.[1-3,18,19]
Agar pasien tidak merasa takut atau khawatir, dokter perlu mengedukasi ibu hamil bahwa komplikasi kehamilan terjadi bukan karena kesalahan pasien. Sampaikan bahwa kondisi ini dapat dikelola dengan baik apabila pasien rutin dan terpantau oleh tenaga kesehatan.
Diskusikan dengan pasien mengenai rencana terapi, evaluasi, serta tanda bahaya. Berikan pasien kesempatan untuk bertanya dan berdayakan pasien dengan melibatkan dirinya dan keluarganya dalam mengambil keputusan.[3]
Preeklampsia dan Eklamsia
Pada pasien dengan preeklampsia, tekankan pentingnya konsumsi antihipertensi yang rutin. Sampaikan mengenai risiko terjadinya eklamsia dan tanda bahaya yang perlu diwaspadai. Tanda bahaya mencakup nyeri kepala berat, gangguan penglihatan, ataupun nyeri perut. Sampaikan bahwa tanda bahaya dapat mendahului kejang yang timbul akibat eklamsia. Apabila pasien memiliki tanda bahaya tersebut, bawa pasien ke rumah sakit sesegera mungkin.
Pasien juga perlu diedukasi mengenai pengawasan selama kehamilan dan juga perencanaan persalinan. Sampaikan bahwa terminasi kehamilan merupakan tata laksana definitif dari preeklampsia dan eklamsia. Menunda persalinan dapat memastikan janin lebih berkembang, tetapi keputusan kapan dan bagaimana persalinan dilakukan harus menimbang rasio manfaat dan risiko pada ibu dan janin.
Hipertensi Gestasional
Edukasi pada pasien dengan hipertensi gestasional secara umum sama dengan jenis hipertensi dalam kehamilan lainnya. Pada pasien dengan hipertensi gestasional, sampaikan bahwa hipertensi umumnya hilang setelah bayi dilahirkan, tetapi risiko komplikasi ibu, janin, dan jangka panjang tetap ada. Jelaskan mengenai pilihan terapi dan bagaimana ibu bisa meminimalisir risiko untuk kehamilan selanjutnya.
Hipertensi Kronis
Pada pasien dengan hipertensi kronis yang merencanakan kehamilan, diskusikan mengenai risiko ibu dan janin. Pasien yang tekanan darahnya terkontrol umumnya memiliki kemungkinan luaran yang lebih baik, meskipun berbagai modifikasi dalam farmakoterapi hipertensi mungkin diperlukan. Pada pasien dengan tekanan darah tidak terkontrol, lakukan konseling agar pasien memastikan tekanan darah stabil sebelum hamil.
Edukasi lain yang penting adalah mengenai pola hidup sehat, termasuk diet rendah garam dan aktivitas fisik teratur. Minta pasien menjaga berat badan ideal atau menurunkan berat badan jika ada kelebihan berat badan. Pasien yang merokok perlu diedukasi untuk berhenti merokok.
Edukasi Postpartum
Pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan, edukasi mengenai risiko postpartum. Sampaikan bahwa pasien lebih berisiko mengalami penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, diabetes mellitus, dan penyakit lain yang terkait dengan hipertensi. Minta pasien untuk menjaga pola hidup sehat, memantau tekanan darah, dan mengawasi adanya tanda dan gejala hipertensi.
Sampaikan pada pasien mengenai risiko pada kehamilan selanjutnya. Pasien sangat mungkin mengalami hipertensi lagi dalam kehamilan selanjutnya sehingga perencanaan kehamilan sangat penting. Lakukan konseling mengenai pemilihan kontrasepsi dan anjurkan pasien menyusui.[18,24,31]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Masyarakat perlu diedukasi bahwa hipertensi dalam kehamilan merupakan kondisi yang sering terjadi pada ibu hamil dan merupakan kondisi medis. Petugas medis dapat mematahkan mitos setempat yang tidak benar seperti anggapan bahwa hipertensi dalam kehamilan merupakan kutukan atau penyakit yang disebabkan oleh kesalahan ibu. Tenaga medis dapat menjelaskan tanda bahaya hipertensi dalam kehamilan agar masyarakat dapat mengerti kapan harus ke fasilitas kesehatan.[1-3,18,19]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani