Epidemiologi Kanker Serviks
Data epidemiologi menunjukkan bahwa kanker serviks merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita di seluruh dunia. Pada negara berkembang, kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada wanita.[2]
Global
Pada tahun 2018, diperkirakan terdapat 570.000 kasus dan 311.000 kematian akibat kanker serviks di seluruh dunia. Kanker serviks menempati urutan keempat kanker yang paling sering didiagnosis dan penyebab utama keempat kematian akibat kanker pada wanita. Namun, sekitar 85% kematian di seluruh dunia akibat kanker serviks terjadi di negara-negara berkembang. Angka kematian akibat kanker serviks 18 kali lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dibandingkan dengan negara maju.
Data epidemiologi di Cina menunjukkan bahwa kanker serviks merupakan jenis keganasan terbesar kedua pada wanita. Menurut data National Cancer Center di Cina pada tahun 2015, terdapat 98.900 kasus baru dan 30.500 kematian akibat kanker serviks.[2,3]
Indonesia
Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua di Indonesia yang menyerang wanita dengan usia 15–44 tahun. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kanker serviks merupakan penyebab kematian kanker wanita terbanyak kedua setelah kanker payudara, yaitu sebesar 19,2%.[11]
Data GLOBOCAN 2020 melaporkan bahwa kasus baru kanker serviks berkontribusi sebesar 9,2% dari keseluruhan kasus baru kanker. Prevalensi kanker paru dilaporkan sebesar 68,5 per per 100.000 populasi.[12]
Mortalitas
Pada tahun 2018, diperkirakan sekitar 311.000 wanita meninggal akibat kanker serviks di seluruh dunia. Sekitar 85% kematian ini terjadi di negara berkembang yang memiliki pendapatan sedang dan rendah.[2,3]
Di Indonesia, berdasarkan data GLOBOCAN tahun 2020, kanker serviks merupakan penyebab kematian kanker wanita terbanyak ketiga setelah kanker payudara dan kanker paru. Angka kematian akibat kanker serviks yaitu 9%.
Mortalitas akibat kanker yang lebih tinggi di negara-negara berkembang diduga berkaitan dengan keterbatasan skrining di negara berkembang sehingga kanker serviks sering tidak terdeteksi pada stadium awal. Hal ini menyebabkan penderita baru terdiagnosis setelah mengalami gejala kanker pada stadium lanjut dan tingkat mortalitasnya lebih tinggi.[11,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani