Patofisiologi Kanker Serviks
Patofisiologi kanker serviks melibatkan infeksi human papilloma virus (HPV) terutama tipe 16 dan 18 yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.[6,7]
Histopatologi Kanker Serviks
Serviks merupakan bagian terbawah dan ujung dari rahim atau uterus. Serviks menghubungkan antara uterus dan liang vagina. Serviks memiliki dua bagian yaitu ektoserviks yang merupakan bagian luar serviks dan endoserviks yang merupakan bagian dalam serviks.
Ektoserviks ditempati oleh sel skuamosa yang pipih dan tipis, sedangkan bagian endoserviks ditempati oleh sel kolumnar. Area tempat dimana ektoserviks bertemu dengan endoserviks dinamakan area transformasi (T-zone). Area transformasi ini merupakan tempat pertama kali terjadinya perkembangan sel abnormal atau lesi pra kanker di serviks.
Kanker serviks memiliki dua tipe histopatologi, yaitu karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma. Jenis kanker serviks yang terbanyak adalah tipe karsinoma sel skuamosa, yaitu sekitar 80-90% dari semua kasus kanker serviks.[1,2,5-8]
Infeksi Human Papilloma Virus dan Kanker Serviks
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human papilloma virus (HPV) tipe tertentu yang ditularkan melalui hubungan seksual. Dua tipe virus HPV, yaitu tipe 16 dan 18, merupakan tipe terbanyak yang menyebabkan lesi pra kanker dan kanker serviks.
Lebih dari 80% perempuan pernah mengalami infeksi HPV, yang menunjukkan mudahnya transmisi HPV. Namun, hanya 1 per 10 dari seluruh infeksi yang tetap menetap, sehingga dapat terjadi perkembangan lesi pra kanker.[1,5,9]
Tipe Human Papilloma Virus yang Menyebabkan Kanker Serviks
Virus HPV 16 dan 18 menyebabkan 71% kasus kanker serviks di dunia, dengan rincian 41-67% menyebabkan lesi kanker high-grade dan 16–32% menyebabkan lesi kanker low-grade. Selain virus HPV tipe 16 dan 18, tipe virus HPV lain yang menyebabkan kanker serviks di dunia di antaranya virus HPV 31, 33, 35, 45, 52 dan 58. Keenam tipe virus HPV ini menjadi penyebab 19% kasus kanker serviks di dunia.[1,5,9]
Latensi Human Papiloma Virus dan Pembentukan Lesi Kanker
Infeksi virus HPV dapat terjadi pada sebagian besar wanita yang aktif secara seksual. Tetapi biasanya sekitar 90% infeksi virus HPV dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan sampai 2 tahun. Ini dapat berarti infeksi sembuh total atau menjadi laten di sel basal dan berpotensi terjadi reaktivasi.
Sementara itu, sekitar 10% sisanya menjadi infeksi yang persisten dan dapat berkembang menjadi lesi pra kanker yang ditandai dengan perubahan histopatologi, yaitu lesi CIN (cervical intraepithelial neoplasia) derajat 2 dan 3 dalam waktu 3 tahun setelah infeksi. Hanya 20% dari lesi CIN 3 yang berkembang menjadi kanker serviks dalam waktu 5 tahun dan hanya 40% dari lesi CIN 3 yang berkembang menjadi kanker serviks dalam waktu 30 tahun.[1,2,5-8]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani