Prognosis Menorrhagia
Prognosis menorrhagia dengan episode yang jarang biasanya tidak menyebabkan risiko signifikan bagi kesehatan wanita secara umum. Kasus dengan kehilangan darah melebihi 80 ml dan berulang, berisiko mengalami komplikasi seperti anemia defisiensi besi.[2,4]
Komplikasi
Komplikasi menorrhagia pada perempuan yang banyak kehilangan darah selama siklus menstruasi adalah anemia defisiensi besi.
Jika perdarahan yang terjadi cukup banyak untuk menyebabkan deplesi volume, pasien dapat mengalami sesak napas, lelah, palpitasi, hipotensi, syok bahkan kematian apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Pada menorrhagia yang menyebabkan gejala tersebut dibutuhkan perawatan di rumah sakit untuk pemberian cairan intravena, transfusi, atau terapi estrogen intravena.[3]
Sekuele lain yang terkait menorrhagia biasanya terkait dengan etiologinya. Sebagai contoh, pada pasien dengan hipotiroidisme, pasien dapat mengalami gejala yang berhubungan dengan penurunan fungsi tiroid, seperti rambut rontok, kulit kering, dan berat badan meningkat.[11]
Prognosis
Prognosis dari pasien dengan menorrhagia tergantung dari frekuensi terjadinya perdarahan. Episode menorrhagia yang tidak begitu sering biasanya tidak berakibat fatal. Namun, jika episode menorrhagia sering terjadi atau berulang dan dalam jumlah darah yang banyak, maka kondisi anemia dapat terjadi.
Prognosis menorrhagia juga tergantung pada etiologinya. Apabila dicurigai adanya keganasan, seperti kanker endometrium, prognosis cenderung lebih buruk.
Secara umum, menorrhagia akan mengganggu kualitas hidup pasien. Saat melakukan evaluasi terhadap kondisi ini, dokter perlu mengenali bagaimana pengaruh menorrhagia terhadap kualitas hidup, termasuk kehilangan produktivitas dan beban mental.[2,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani