Prognosis Plasenta Previa
Prognosis plasenta previa kurang baik, sebab berkaitan dengan kelahiran prematur. Kedepannya, prognosis diharapkan dapat membaik, karena adanya teknologi ultrasonografi (USG) yang semakin canggih. Dengan demikian, diagnosis plasenta previa dapat dilakukan secara tepat.[3]
Selain itu, 90% plasenta letak rendah pada USG awal kehamilan, akan mengalami migrasi, sehingga posisinya akan berubah pada pemeriksaan di trimester 3. Komplikasi, seperti perdarahan dan histerektomi emergensi, paling banyak ditemukan jika plasenta previa baru terdeteksi saat persalinan.[3,4]
Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi pada ibu dan bayi. Selama kehamilan ibu dapat mengalami perdarahan antepartum, perdarahan postpartum, infeksi, dan histerektomi emergensi.[3,4]
Risiko intrauterine growth retardation dilaporkan meningkat pada bayi dengan plasenta previa. Selain itu, plasenta previa juga meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur, asfiksia, dan intrauterine fetal death (IUFD). Komplikasi pada ibu maupun janin paling sering ditemukan akibat plasenta previa yang baru terdiagnosis saat persalinan.[1,4]
Plasenta previa yang disertai dengan plasenta akreta memiliki morbiditas yang lebih tinggi, serta masa rawat yang lebih panjang, perdarahan yang lebih banyak, dan kebutuhan transfusi yang lebih tinggi.[24]
Prognosis
Secara umum, prognosis plasenta previa kurang baik, sebab sering terjadi persalinan preterm. Namun, 90% kasus plasenta letak rendah dapat mengalami migrasi plasenta sehingga terjadi resolusi pada trimester 3.[4]
Sebanyak 16,9% wanita dengan plasenta previa melahirkan sebelum usia kehamilan 34 minggu, dan 27,5% wanita melahirkan pada usia kehamilan 34–37 minggu. Selain itu, bayi juga berisiko memiliki berat badan lahir rendah, skor APGAR rendah, dan risiko terjadinya respiratory distress syndrome meningkat.[3,6]
Studi oleh Silver, et al. menyatakan pasien plasenta previa berisiko membutuhkan transfusi darah, mengalami cedera pada organ sekitar, menjalani histerektomi caesarean, membutuhkan perawatan di intensive care unit (ICU), dan kematian.[25]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra