Pendahuluan Dakriostenosis
Dakriostenosis adalah obstruksi pada duktus nasolakrimalis. Dakriostenosis dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu dakriostenosis kongenital dan dakriostenosis didapat (acquired).[1-4]
Dakriostenosis kongenital, terutama persistensi membran pada Hasner’s valve, dilaporkan sebagai penyebab tersering epiphora dan discharge okular pada bayi. Sementara itu, dakriostenosis didapat merupakan penyebab epiphora nontraumatik tersering pada dewasa, yang dapat disebabkan oleh rhinitis alergi atau sinusitis maksilaris.[1-4]
Diagnosis dakriostenosis umumnya dapat ditegakkan secara klinis, tanpa memerlukan pemeriksaan penunjang lain. Apabila gejala meragukan, dapat dilakukan irigasi sistem drainase lakrimal dengan cairan salin normal disertai fluoresensi, di mana refluks yang terjadi mengindikasikan stenosis.[1-4]
Dakriostenosis kongenital umumnya ditata laksana konservatif, yaitu observasi dan tindakan pemijatan Crigler. Selain itu, dapat pula diberikan antibiotik topikal bila diperlukan. Umumnya, penatalaksanaan konservatif dilakukan pada anak usia <6 bulan. Mayoritas pasien mengalami penyembuhan saat berusia 1 tahun, di mana jika tidak mengalami perbaikan setelah usia 1 tahun maka membutuhkan tindakan invasif, seperti probing dan pembedahan.[1-4]
Untuk kasus dakriostenosis didapat, terapi definitif adalah pembedahan dakriosistorinostomi.[1-4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini